9.00pm
"Lho, mau kemana sama kak Jeno?" Suji, baru saja turun dari tangga menuju ke arah ruang keluarga, namun langkah nya terhenti saat ia melihat kedua saudara nya yang telah rapi duduk di atas motor dengan Haechan yang di bonceng. Siap menuju entah kemana.
Gadis itu berlari ke depan teras rumah, menyusul-meski hanya ingin tahu mereka akan kemana. Nggak biasanya.
"Kalian mau kemana?" Kedua saudara laki-lakinya itu menoleh serentak. "Kepo aja Lo! Berangkat Jen!" Dan Yap, kedua nya tak ingin memberitahu dan berakhir dengan Haechan yang menjawab sedemikian rupa menyebalkan kan nya.
"Ish! Awas aja Lo Chan!"Lee Suji akhir nya kembali -menuju ruang keluarga yang sempat tertunda dengan perasaan sedikit kesal. Rumah terasa sepi, kedua orang tuanya sedang berada di luar kota, dan kakak tertuanya,Lee Taeyong. mungkin tidak akan pulang atau mungkin ia akan pulang larut hari ini. Kepala sekolah sibuk ya?. Entahlah.
"Kok sendiri? Yang lain kemana?" Suji menolehkan kepalanya, mendapati kakak keduanya yang tengah membawa popcorn satu mangkuk besar itu.
"Kak Mark, duduk sini kak." Suji menepuk-nepuk karpet berbulu itu untuk Mark duduk disampingnya. "Nggak tau, tadi aku tanya mereka ga jawab, ish! Nginget nya aja kesel" Mark kemudian tersenyum lucu melihat tingkah laku Suji saat ia marah "ke kafe mungkin, nih makan. Kak Mark loh yang buat!"
"Iya kali yak. Pasti nanti pulang nya malem! Anak cowok mah gitu, berangkat sore pulang pagi pun, nggak ada yang marahin. Coba kalo anak cewek yang main, baru 3 jam aja udah di telvonin, heran." Kemudian, jemarinya mengambil popcorn karamel yang di buat oleh kakaknya itu.
Mendengar itu Mark kembali terkekeh "nggak gitu, dek. Takut nya kalau pulang malem itu ada apa-apa nya nanti di jalan, gimana?! Emang bisa ngatasi sendiri?"
"Hmm yaudah deh Iya!" Malas berdebat dengan Kakak keduanya itu, Suji memilih untuk mengalah dan melanjutkan makan popcorn.
"Kok tumben nenek ga kesini kak?"
"Kok tumben kamu nanya? Harusnya kan seneng" Mark terkekeh, lagi. Biasanya adik nya ini adalah orang nomor satu yang akan memberontak saat nenek mereka datang ke rumah. Ntahlah, aneh.
"Ya seneng sih, tapi aneh aja nggak sih kak? Biasanya kan setiap malem Jumat pasti kesini, terus cerita macem-macem soal mereka yang Suji paling nggak suka kalo udah cerita itu. Mana Suji doang lagi yang paling di tahan." Gadis itu cemberut sekarang, Mark hanya menghela nafas.
"Kamu kan cucu cewek satu-satunya nenek, wajar dong kalo nenek sayang banget sama kamu," Mark tertawa, dan Itu membuat Suji jengkel, kemudian menabok lengan kekar kakanya itu
"Ish! Jangan ketawa kak!"
Suji, bukan nya tidak menyukai neneknya, hanya saja ia bosan-amat-amat bosan saat nenek dari papa nya yang setiap malam Jumat datang ke rumah, dan menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan hantu, arwah, ataupun hal yang lainnya. Dan yang membuat Suji semakin bosan adalah, setiap kali neneknya bercerita tentang hal semacam itu, hanya Suji yang di tahan sedangkan semua kakak-kakaknya boleh pergi. Itu adalah satu alasan yang membuat Lee Suji, tidak terlalu mempercayai yang namanya 'hantu'. Karna setiap Lee Suji mendengar cerita tentang mereka itu, seakan di lebih-lebihkan
"Emh.. kak?"
"Hm?"
"Mereka itu, beneran ada nggak sih?" Mendengar itu, Mark kemudian menaikkan sebelah alisnya keatas.nggak biasanya. "Hidup itu memang berdampingan dek. Percaya nggak percaya,mau nggak mau, kenyataannya memang begitu"
"Jadi.. mereka beneran ada?" Dan Mark kemudian mengangguk sebagai jawaban, iya. "Dan Kaka bisa lihat mereka?!" Mark tidak menjawab, laki-laki itu hanya tersenyum sedikit terkekeh
"Nanti kamu tahu sendiri"
"Aelah.. udah Suji duga itu jawaban nya" kemudian Suji membaringkan tubuhnya di samping Mark, menjadikan paha Kakak nya itu sebagai bantalan.
"Suji mau tidur sini, kakak jangan pindah ya. Suji takut kalau sendirian, nanti kalau Haechan sama kak Jeno Dateng baru bangunin" dan Mark hanya mengangguk.
***
10.40am
"Ji, kantin?"
"Yok" Lee Suji kemudian memasukkan beberapa buku mata pelajaran yang telah berakhir beberapa menit yang lalu ke dalam tas, sesaat setelah Yeji teman bangkunya itu menawarinya untuk pergi bersama ke kantin.
"Rame banget anjim!" Yeji berdecak sebal, kerutan di dahi gadis itu menunjukkan bahwa ia sangat kesal sekarang.
"Ya kan emang kantin biasanya rame, Lo lagi pms ya?" Tanya Suji, kemudian menarik pergelangan tangan Yeji untuk masuk ke dalam kantin yang memang hari ini bisa di bilang 'sangat ramai', tidak seperti biasanya.
"Gue kan biasanya barengan sama Lo, lupa ya?" Langkah mereka terhenti saat mereka telah sampai pada meja kasir.
"Terus Lo kenapa sebel banget kayak gitu?. Marahan sama Hyunjin?!" Yeji reflek menggeser netranya pada laki-laki yang di maksut teman bangkunya yang baru saja sampai berdiri tepat di sisi kanan gadis itu. Hyunjin Hendak membayar makanan ringan yang telah ia ambil barusan pada kasir, namun tiba-tiba pergerakan nya terhenti saat ia melihat kekasihnya yang tengah menatap dirinya seakan ingin membunuh itu. Serem.
"Yeji, Lo mau pesen apa?" Jemari Suji berhenti menggeser untuk memilih menu yang tertempel pada dinding kantin area kasir itu, lalu kemudian menoleh ingin menagih jawaban yang tak kunjung Yeji berikan, karna ibu kantin telah menunggu pesanan selanjutnya dan ekspresi beliau seperti nya tidak dalam kondisi mood baik. Orang-orang pada kenapa sih?
"Ye -oh. Yaudah Bu, tolong menu itu aja ya. Satu porsi, Terimakasih" alasan ia tak melanjutkan tawaran nya pada teman bangku nya itu adalah, bahwa terkaannya benar-tentang mereka yang bertengkar dan karna yang terjadi sekarang adalah bahwasanya Yeji dan juga Hyunjin telah duduk berhadapan-dan bertatap-tatapan layak nya ojan yang ingin menghipnotis si lawan.yaudah lah ya,jomblo bisa apa?!.
Setelah ia mendapat pesanan nya, Suji lalu menuju pada tempat yang tersisa dan itu berada pada sisi kanan daerah tengah, tepat di sisi jendela kantin yang teramat lebar itu. Meninggalkan Yeji dan Hyunjin yang masih berlomba siapa yang paling lama membuka matanya tanpa berkedip dialah yang menang.
Memasukkan potongan gimbap nya kedalam mulut menggunakan sumpit, entah kenapa fikiran tentang cerita dia yang berada pada gang dekat sekolahnya itu tiba-tiba melintas. Melamun cukup lama memandang luar jendela, suasana kantin yang tadinya ramai bak pasar itu seketika senyap.
Dan saat gadis itu menggeser reflek netranya untuk memastikan. Betapa terkejutnya Lee Suji saat ia mendapati bahwa kantin yang tadinya ramai pun terang benderang telah merubah menjadi gelap gulita. Gelap, sangat gelap bahkan hanya untuk melihat ke arah sekitar pun ia tak melihat apapun.
"Yeji Lo dimana?!!" Teriak Lee Suji, mencoba memastikan bahwa apa yang ia alami ini hanya sekedar gurauan teman-teman usil nya yang akan segera reda.
"Yeji, Lo ngeprank gue ya?!! Ulang tahun gue masih dua hari lagi. Kalau emang iya Lo mau ngasih kejutan jangan gini dong!. Kasih Jaemin kek!"
Brak!!
..
— Bab baru akan segera rilis — Tulis ulasan