Unduh Aplikasi
4.37% LIKENZO / Chapter 16: KOTAK MAKANAN

Bab 16: KOTAK MAKANAN

Chapter 16 : Kotak Makanan.

_Likenzo_

"Hallo semua! Saya Tiara pindahan dari Garut. Semoga, kalian semua menerima saya dengan senang hati di sekolah ini." Ucapnya memperkenalkan diri dengan senyuman yang manis.

Semua orang terpana dengan senyumannya, gadis manis dengan keanggunan yang wahh. Aryo sendiri dibuat melongo dengan daya tarik gadis itu. Sambil mencolek Kenzo, Aryo berkata.

"Fiks, gadis ini inceranku Ken." Bisiknya.

Kenzo menoleh heran. "Lalu Jeya?" Tanyanya.

Aryo menepuk keras bahu Kenzo, sudah berapa kali dia bilang kalau dirinya dan Jeya tak punya hubungan special apapun. "Aku dan Jeya tidak ada hubungan serius, lagi pula apa salahnya aku menggaet gadis itu? Aku yakin Jeya juga pasti senang karena sebentar lagi aku tidak jomblo seperti dirinya," Jelas Aryo.

Kenzo hanya manggut manggut, ia kurang yakin jika Jeya akan senang mendengar ini. Yang ia tahu dari pengalaman, sahabat yang beranggotakan pria dan wanita tidak akan bertahan lama.

Itu disebabkan karena cinta, salah satu dari mereka pasti memiliki perasaan yang berbeda untuk salah satu sahabat lawan jenisnya. Tapi tidak untuk Kenzo, karena untuk melirik gadis yang lewat saja sudah mendapat pelototan darinya.

"Kau harus mendukungku pokoknya," Tutur Aryo.

"Terserah kau saja lah, aku tidak mau ikut campur antara kau dan Jeya nanti." Sahut Kenzo diangguki bodo amat oleh Aryo.

Istirahat akhirnya..

Kenzo berjalan dibarengi Aryo disisinya menuju kantin, di lorong kelas tak sengaja dia melewati kelas Febee. Gadis gila itu sudah berdiri bersedekap dada seperti lama menunggunya, tapi karena malas menegur Kenzo diam saja dan acuh tetap berjalan.

"Hi Bee!"

Itu Aryo yang melambai, sialannya dia malah menarik Kenzo menghampiri Febee berada. Gadis itu sudah tersenyum manis dan menghampiri Kenzo. Aryo yang say Hi tapi orang lain yang dihampiri, miris sekali.

"Hi Yo, kau dan Kenzo mau ke kantin ya?" Tebak Febee diangguki Aryo.

"Hi juga sayang, apa aku boleh ikut denganmu ke kantin?" Pinta Febee pada Kenzo yang sedari tadi diam.

"Hey Ken, kau ditanya." Bisik Aryo.

Kenzo mendelik risih. "Bukankah kau sering mengikutiku tanpa ijin? Jadi untuk apa kau meminta ijin padaku?" Tanya Kenzo bermaksud menyindir.

"Euu.." Febee kikuk. "Ku dengar di kelasmu ada murid baru ya Yo?" Febee mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Iya. Dia cantik sekali, namanya Tiara. Dia pindahan dari Garut." Jawab Aryo dengan intonasi semangat.

Febee seketika datar mendengarnya. "Aku kira dia laki laki, ternyata perempuan. Apa Kenzo berkenalan dengannya?" Sahut Febee sekali melirik kekasihnya.

Kenzo mendelik sinis, possesivenya sudah mulai terlihat lagi. "Berkenalan atau tidak itu bukan urusanmu, kau tak punya hak untuk itu." Komentar Kenzo lalu berjalan pergi.

Aryo melihat ekspresi wajah Febee yang sedih, mencoba menghiburnya. "Tidak papa Bee, Kenzo kan memang dingin semenjak bangun dari koma." Aryo.

Febee melirik Aryo tersenyum tipis, ya dia benar. "Huhh.. Capek ya saat kekasih sendiri tak memperdulikanmu," Gusar Febee.

"Aku tahu, tapi aku tetap mendukungmu sebagai kekasih sahabatku. Hanya kau yang bisa memberi warna lain bagi Kenzo. Kalau kau tak ada untuknya, aku yakin sampai saat ini dia tidak akan pernah mengeluh tentang wanita." Balas Aryo.

Febee terdiam.

Kenzo yang sudah berada di kantin terlihat sibuk memakan burger miliknya. Ia memesan dari Ibu kantin, tak lama Aryo, Jeya dan Febee menghampiri mejanya.

"Hallo Kenzo yang uwuu!"

Kenzo memutar bola matanya malas, siapa lagi dia jika bukan Jeya. "Berisik sekali kau Jeya." Kesal Kenzo.

"Dasar adik tingkat kurang ajar, aku ini masih kakak tingkatmu asal kau tahu!" Balas Jeya berkacak pinggang.

Tapi walau begitu Jeya akhirnya duduk dikursi samping Kenzo. Aryo dan Febee yang duduk dikursi lain, Jeya sedari tadi terus saja bergelayut dilengan Kenzo.

Febee tak cemburu soal itu, karena ia yakin Jeya tak akan merebut Kenzo darinya. Secara mereka berdua teman dari orok, Jeya sendiripun sebenarnya menyukai Aryo. Hanya saja Aryo masih gengsi untuk mengakui, sehingga hubungan mereka terjebak dalam kasus persahabatan.

"Cih, tanganmu itu lepaskan dari tanganku!" Kenzo menepis tangan Jeya.

"Ish Kenzo jahat sekali ya Febee, kekasihmu ini sangat tidak ramah lingkungan." Adu Jeya pada Febee.

"Iya. Aku sangat tidak ramah lingkungan, karena lingkungan yang menempel padaku itu kau, limbah!" Balas Kenzo berkata pedas.

Aryo yang mendengar tergelak tawa, lucu sekali saat katingnya itu dipermalukan oleh Kenzo. Febee tersenyum tipis saja, sedangkan Jeya mendelik sebal saat Aryo menertawakannya.

"Ketawa saja kau Yo, ku sumpal mulutmu pakai kain lap baru bisa diam." Omel Jeya.

"Kapan lagi aku mendengar perkataan pedas untukmu, itu momend langka. Kenzo adalah juara dunia, satu satunya orang yang berani membalas Mak Lampir ini ahahha.." Aryo puas.

"Dasar gendeng, ketawa saja kau sampai pita suaramu pecah!" Kesal Jeya.

Disela keributan mereka berdua, Febee mengeluarkan kotak makanan yang sedari tadi dia bawa. Disodorkannya pada Kenzo. Berharap, lelaki itu mau menerimanya.

"Apa ini?" Tanya Aryo hendak menyentuh kotak makanan tersebut, tapi disentil lebih dulu oleh Jeya.

Aryo meringis sakit saat tangannya disentil, tapi setelah melihat pelototan dari Jeya dia diam. Biarkan kita melihat keuwuan Febee untuk Kenzo.

"Kau makan, tidak baik mengonsumsi burger setiap hari." Ucap Febee.

Kenzo mengabaikannya, dia terus melahap burger chessenya sendiri tanpa memperdulikan Febee yang menyodorkan kotak makanannya.

"Ken heh!" Jeya menyikut Kenzo disampingnya.

"Apa?"

"Itu kekasihmu, dasar bodoh!" Bisik Jeya.

"Biarkan saja, lagi pula dia tahu sendiri aku tidak suka makanan apapun yang berasal dari tangannya." Jelas Kenzo.

Perkataan itu spontan menjadi kabut gelap untuk Febee. Gadis itu menarik lagi kotak makanannya, menunduk malu karena mendengar kalimat dari mulut orang yang dicintainya.

"Hey Ken, tak baik tahu menolak rejeki. Setidaknya kau cicipi sedikit, kasihan dia membuatnya sendiri hanya untukmu." Tegur Jeya.

"Jika kau merasa kasihan padanya, makan saja olehmu makanan itu. Aku tidak mau!" Kesal Kenzo karena merasa dipaksakan.

"Sudah sudah! Tidak papa kok kalau Kenzo tak mau makan bekal ini, aku bisa memberikannya pada orang lain." Lerai Febee menengahi mereka.

"Bagus tuh, buat aku saja bagaimana?" Tawar Aryo hendak mengambil kotak makanan tersebut, tapi sekali lagi Aryo tak jadi dan diam setelah melihat pelototan kedua dari Jeya.

"Baguslah jika kau sadar, sebaiknya kau pergi! Kau disini hanya akan jadi benalu bagiku." Usir Kenzo.

"I-Iya Ken, tapi-"

"Dasar wanita murahan.." Cemooh Kenzo dengan suara pelan.

"Hiks.."

Dan ya, inilah yang membuat Kenzo sangat lemah jika menyangkut gadis itu. Padahal dirinya yang membuat gadis itu menangis, tapi dia juga yang kini merasa.. Bersalah mungkin?

"Dasar cengeng, segitu saja kau menangis!" Cibir Kenzo menutupi kegelisahannya.

"Kenzo!" Tegur Jeya. Perkataan sahabatnya ini sudah keterlaluan, kasihan Febee.

"Hiks.. Tidak papa kak Je. Febee pergi dulu ya, mau ke kelas. Febee lupa ada barang yang tidak dibereskan, takut barangnya hilang. By semuanya.."

Setelah mengatakan hal tersebut, Febee pergi membawa bekalnya yang masih utuh dengan mata sembab serta isakan kecil yang ditahan.

"Sudah cukup Ken, kau keterlaluan!" Marah Jeya.


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C16
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk