Sin, Cos, dan Tan yang mengira ini urusan anggota guild saja mulanya tak mau ikut bergabung, namun karena ajakan dari Zel mereka bertiga dengan senang hati ikut membantu. Ketiga anak itu masuk ke dalam lingkaran, merentangkan tangan, lalu berpegangan tangan satu sama lain bersama para anggota guild Lumiere. Zel pun ikut berpegangan tangan juga. Zel memusatkan ES miliknya lalu menyebarkan melalui kedua tangannya.
"Entevom Tanro!"
ES tiba-tiba mengalir dengan sangat cepat ke seluruh tubuh orang-orang di situ.
Namun satu keanehan terjadi saat itu juga. Cos yang berpegangan tangan dengan Sintri dan Wod dalam lingkaran itu sama sekali tak bisa menerima ES yang dialirkan oleh Zel. Sintri yang memegang tangan Tan dan Tan yang memegang tangan Freeya di mana Freeya langsung memegang tangan Zel seharusnya mengalirkan dengan cepat ke arah Cos lalu ke Wod dan seterusnya. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Aliran ES berhenti di Sin dan tidak mengalir ke Cos.
"Kenapa aku tidak merasakan aliran ES yang dibagikan?" tanya Cos merasa kebingungan seorang diri.
Sedang dari arah yang satunya, aliran ES tetap mengalir sampai akhirnya ke tangan Wod. Semua yang ada di situ pun tak tahu akan keanehan yang terjadi pada Cos. Mereka semua hanya bungkam sampai transfer ES selesai. Usai mereka semua sudah mendapatkan ES petir dari Zel, semuanya melepaskan pegangan tangan. Tan mendekati Cos dan berkata, "Bukankah kau memang tak punya energi sihir barang sedikit pun? Jadi hal seperti tadi bukanlah sesuatu yang mengherankan, bukan?" ucap Tan mengingatkan hal tersebut pada Cos.
"Tan!" bentak Sin tak terima dengan ucapan Tan yang mungkin saja menyakiti perasaan Cos.
"Apa? Aku bicara kenyataan," kata Tan yang tak merasa bersalah.
Sementara itu, Zel yang memegang kendali segera memerintahkan semuanya untuk segera bergerak. Para anggota guild Lumiere yang masih tersisa pun menurut. Zel dan Freeya menghampiri 3 anak kembar yang masih berada di situ.
"Kalian kenapa? Apa kau masih memikirkan yang tadi, Cos?" tanya Zel penasaran.
Cos yang dari tadi hanya melihat kedua telapak tangannya kebingungan, kini mengalihkan pandangannya ke arah Zel.
"Iya, Paman. Aku... aku memang tak punya ES sedikit pun sedari lahir. Tapi apa harus transfer ES juga tak berkesan padaku?" jawab Cos namun balik bertanya.
"Emm... ini memang sebuah kasus yang langka. Tapi apa kau masih bisa membantu Paman untuk membuat para warga tak sadarkan diri meski tanpa ES yang Paman berikan?" tanya Zel meminta kesanggupan Cos.
"Sepertinya dia ti...."
"Bisa, Paman! Tinggal bikin semua orang tak sadarkan diri, kan? Itu mah kecil!"
Belum sempat Tan memberi jawaban yang meremehkan Cos, terlebih dahulu Cos memotongnya dan menjawab dengan tegas. Akhirnya Tan hanya bisa bungkam. Sintri sendiri bangga dengan semangat saudara laki-lakinya. Dia menepuk pelan punggung Cos.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita cepat bertindak!" ujar Zel memberi semangat.
Trigonometri pun ikut terjun membantu misi penyelamatan warga kota Nakasam.
"Tenagaku betul-betul seperti terisi kembali! Paman Zel hebat!" ungkap Sin kegirangan. Tubuhnya terasa sangat ringan untuk digerakkan.
Tan pun merasa demikian. Tapi dia enggan untuk mengungkapkannya. Mereka bertiga kemudian berpencar dan melumpuhkan warga sebanyak mungkin. Zel daj Freeya juga ikut bertindak. Meski ES milik Zel sudah dibagikan ke banyak orang yang ada, tapi dia masih tetap kuat untuk bergerak dan melancarkan serangan.
Sudah 1 jam berlalu, kekacauan yang terjadi di pasar Kota Nakasam akhirnya bisa diredam oleh 19 orang anggota guild Lumiere dan 3 bocah berumur 12 tahun. Pesta seks yang berlangsung bisa dihentikan semuanya dengan usaha bersama. Mereka pun mengumpulkan 19 warga yang terkena sihir tersebut dalam satu tempat sebagai sampel untuk mencari adanya perangkat sihir yang menempel pada tubuh mereka. Tapi sebelumnya, tubuh kedua puluh warga itu ditutup oleh kain sehingga tak telanjang sepenuhnya.
"Kerja bagus, semuanya! Sekarang kita masuk ke tahap selanjutnya, yaitu pengecekan! 1 orang mengecek 1 orang. Yang laki-laki mengecek tubuh laki-laki. Perempuan pun demikian. Barang kali ada sesuatu yang mencurigakan dan tak wajar, laporkan segera!" perintah Zel.
Semuanya kembali menuruti apa yang dikatakan Zel. Namun hanya Trigonometri yang tak ikut serta mengecek tubuh para korban. Cos yang bergerak tanpa bantuan ES milik Zel dan hanya mengandalkan kekuatannya saja pun langsung terkapar di tanah meski masih sadarkan diri.
"Sungguh melelahkan ternyata. Apa memang tak ada cara lain selain tadi, ya?" tanya Cos sambil menatap langit.
Sin dan Tan juga duduk di samping Cos menemaninya.
"Entahlah, ini sangat merepotkan. Sebenarnya siapa dalang di balik kejadian ini, ya?" sahut Tan.
"Dalangnya sudah pasti orang jahat yang tak bermoral! Aku sangat kesal dengan orang seperti itu!" sungut Sintri tak biasanya.
Di depan mata mereka, ketujuh belas anggota guild dengan Zel dan Freeya masih sibuk mengecek keadaan para korban. Salah satu dari mereka akhirnya menemukan kejanggalan yang ada.
"Aku menemukannya! Ada yang aneh di sini!" teriak seorang lelaki yang juga anggota guild Lumiere. Zel segera mendataginya.
"Ada apa?"
"Lihatlah di telapak tangan kanannya! Bagaimana mungkin ada rambut sepanjang itu yang tumbuh di telapak tangan?" jawab si lelaki anggota guild sambil menunjukkan bukti yang ada.
"Kau benar. Panjang rambut ini seperti rambut milik perempuan."
Zel pun langsung mencabutnya tanpa ragu untuk mengeceknya. Dia yang memegang rambut tersebut merasakan adanya ES yang sangat lemah mengalir di dalam rambut itu.
"Tidak salah lagi! Ini perangkat sihir yang digunakan oleh musuh!" jelas Zel.
Zel segera memberi tahu mereka semua. Trigonometri masih menontonnya di tempat mereka. Namun tak lama setelah penemuan rambut tersebut, satu laporan lagi dari anggota guild yang menemukan sesuatu yang mencurigakan pun menghebohkan lagi.
"Zel! ke mari! Aku menemukannya!" teriak seorang perempuan anggota guild.
Zel dengan cepat menghampirinya.
Di punggung si wanita korban kejadian tadi tampak seperti ada batu sebesar biji salak yang menempel. Batu itu berwarna pelangi. Sama seperti tadi, Zel langsung saja mencabut batu pelangi itu dan memeriksanya. Semua petunjuk akhirnya didapat!
"Ini sama seperti rambut tadi! Masih ada sedikit ES yang mengalir. Tidak salah lagi!" ucap Zel dengan yakin.
Untuk kedua kalinya, Zel pun memberi tahu semua yang ada untuk mencabut batu pelangi yang menempel pada tubuh para korban selain rambut panjang yang tadi. Trigonometri yang juga tahu akan hal itu pun kembali ikut membantu. Mereka bertiga bersama para anggota guild yang ada menyelesaikan misinya sebaik mungkin. Para warga Kota Nakasam yang menjadi korban, diceknya sekujur tubuh mereka satu per satu guna mencari adanya perangkat sihir berupa rambut panjang dan batu pelangi itu di mana nantinya akan dicabut.
" Akhirnya selesai juga," ujar Tan setelah menghela napas panjang.