Sintri, Gonocos, dan Tan Metri masih saja berdiri usai ditinggal masuk oleh Zel. Tempat duduk mereka tadi pun sudah rusak karena ulah Sintri. Namun beberapa saat kemudian mereka bertiga mendengar seseorang memanggil.
"Oi! Kalian bertiga ke sini!" teriak Wod.
Tanpa aba-aba sekali pun, tiga anak kembar itu menoleh ke sumber suara. Dilihatnya paman kekar yang memanggil mereka. Sebelumnya mereka bertiga bimbang hendak menghampiri paman tersebut atau tidak. Mereka saling tatap satu sama lain kemudian mengangguk seakan berbicara melalui pikiran kalo mereka bertiga setuju untuk mendatangi si paman kekar.
"Ada apa, Paman?" tanya Cos mewakili.
"Duduklah. Sambil menunggu Master Guild pulang, lebih baik mengobrol dan duduk santai dari pada berdiri melulu," ujar Wod. Mereka bertiga menuruti perintah Wod.
"Wah... kalian bertiga anak-anak yang unik. Selain bisa membuat Wod hampir pingsan karena dipukul Nona Freeya tadi, kalian juga berani melawan Zel. Salut!" kata seorang pria yang seumuran dengan Wod dan duduk di samping Wod.
"Sialan kau, Sio! Tadi itu hanya salah paham saja!" bentak Wod. Sio masih terkekeh juga.
"Anu..." ujar Sin dengan gugup sembari mengangkat tangannya. Wod, Sio, dan 2 saudaranya melirik ke arah Sin.
"Ada apa?" tanya Wod penasaran.
"Sebenarnya siapa Tante Freeya dan Paman Zel yang tadi?" tanya Sin sedikit gagap.
BRAK! Tiba-tiba saja Tan menggebrak meja. Semuanya merasa terkejut dengan ulah anak perempuan berambut hitam itu.
"Pertanyaan bagus, Sin! Aku juga sedari tadi penasaran dengan hal itu. Sepertinya mereka berdua orang yang kuat!" ucap Tan merasa semangat.
"Ya kau benar, mereka berdua memang orang yang kuat. Tingkatannya berbeda dengan kami. Mereka berdua penyihir tingkat SS! Satu tingkatan penyihir yang di bawah Master Guild," terang Sio.
"Oh tadi aku juga sempat mendengar Tante Freeya ngomong kalo paman Wod penyihir tingkat A. Tingkatan penyihir itu apa, Paman?" tanya Gonocos yang juga mulai merasa ingin tahu.
"Suatu sistem yang dijalankan di Kerajaan Asque ini. Kalian bertiga mungkin masih terlalu kecil untuk mengetahuinya. Tapi tak apalah biar paman terangkan secara singkat."
Sio angkat gelasnya lantas menenggak minumannya sebelum melanjutkan ucapannya.
"Tingkatan penyihir diketahui ada 9 tingkat. Dari terkuat sampai yang terlemah yakni Z, 5S, 4S, SSS, SS, S, A, B, dan C. Master Guild berada di tingkatan SSS, Sedang Freeya dan Zel tingkat SS, aku dan Wod serta 8 orang di antaranya berada di tingkat A," lanjut Sio.
"Wahh... keren! Jadi siapa yang berada di tingkat Z?" tanya Gonocos.
***
Seorang pria tampan yang menggunakan jubah berwarna pelangi itu duduk di kursi paling depan dan memimpin rapat yang dihadiri oleh 7 Master Guild yang ada di Kerajaan Asque. Semua pandangan mata para Master Guild menyorot tajam padanya guna menunggu apa yang akan disampaikan pria tampan tersebut. Seorang wanita berambut putih juga turut serta mengikuti pria tampan itu dan berdiri tepat di belakang namun agak sejajar dengan tempat duduk si pria tampan.
"Baiklah, keputusan yang kita ambil untuk permasalahan yang tadi kita bahas semua sudah bulat. Bagi siapa pun yang tidak setuju harap angkat tangan dan sampaikan pendapat secara terang!" tegas si pria tampan.
Tampaknya dari ketujuh Master Guild tidak ada yang tidak setuju dengan keputusan yang didapat. Semua bungkam dan sangat menghormati si pria tampan. Namun di antaranya tetap saja ada orang-orang nyeleneh dan tak tahu tata krama. Ada yang menguap lebar tanpa menutup mulutnya, ada yang asyik menyantap semua makanan yang tersaji di meja, dan ada pula yang justru membaca buku dengan tenang. Setelah semua keputusan itu disetujui, rapat pun dibubarkan. Sang pria tampan dan wanita berambut putih langsung menghilang sekejap mata. Ketujuh Master Guild pun pulang ke Guild mereka masing-masing. Salah satunya adalah Master Guild Lummy Yeworf, Master dari guild Lumiere.
"Lama sekali rapat itu selesainya. Aku sudah ngantuk sedari tadi. Mana yang dibahas cuma hal sepele seperti itu," ucap Master Lummy usai menguap lebar saat berjalan beberapa langkah lagi hendak meraih gagang pintu guild.
Di antara master guild yang lain, Master Lummy adalah master dengan perawakan yang cukup aneh. Kakek itu berbadan pendek dengan kepalanya menyerupai lampu bohlam 5 Watt. Tidak ada sehelai rambut pun di kepalanya dan juga dia berjenggot panjang.
"Aku pulang...."
Suara pintu masuk guild yang terbuka langsung mendapat perhatian dari banyak orang yang berada di dalamnya. Terlebih lagi yang datang adalah Master Guild mereka. Para penyihir sekaligus petualang yang sedari tadi duduk dan minum-minuman ada yang hanya melihat kepulangan kakek Master lantas tak acuh, ada pula yang menyambutnya secara hangat.
"Oh, Kakek Master! Sudah pulang rupanya. Aku kira Anda bakal tertidur lagi di ruang rapat!" sambut seseorang yang duduk satu meja dengan Wod. Dia juga termasuk penyihir tingkat A. Kakek Master mengangkat tangannya dengan lemah seraya terus berjalan masuk ke dalam guild.
"Yo, Sio!" sapa balik si Kakek.
"Tadinya aku juga hendak tidur di sana. Tapi rasanya aku bakal diturunkan dari jabatan Master ini kalo berani seperti itu lagi," batinnya.
Sepasang mata Kakek Master yang sudah sayu menatap ke arah Sio, Wod, dan teman-temannya duduk. Tampak 3 anak kecil juga duduk bersama Wod, Sio, dan yang lain di meja itu.
"Oh, jadi itu Master Guild Lumiere ya, Paman?" tanya Gonocos memastikan. Dijawabnya pertanyaan itu dengan sekali anggukan dari Sio.
"Sepertinya dia tidak terlihat kuat," ucap Tan meremehkan.
"Jangan salah, meski penampilannya sudah tua dan lemah, tapi sebenarnya dia yang terkuat di guild ini," ujar Wod ikut dalam perbincangan.
"Wah... menarik! Ayo, Sin, Cos, kita hampiri kakek itu!" kata Tan lantas langsung menarik lengan Sintri dan Gonocos.
"Jang..." belum sempat Wod memperingati mereka untuk menghampiri si kakek saat itu, mereka bertiga sudah berlari mendatangi Master Lummy yang masih berdiri tak jauh dari tempat mereka semula. Namun tiba-tiba saja kedua mata kakek tua itu seketika langsung melotot seakan hendak keluar dari tempatnya sesaat setelah melihat tembok guild yang hancur.
"Baru mau kubilang, jangan mendekati dia saat seperti ini. Semoga mereka bertiga baik-baik saja," gumam Wod lantas meminum birnya.
Sio justru tertawa mendengar perkataan Wod.
"Kau benar, aku malah lupa mengingatkan mereka. Sepertinya kau yang semoga baik-baik saja, Wod."
"Sialan... si kakek tua itu selalu saja begini. Makanya kau jangan menyapanya saat dia baru saja pulang," kesal Wod. Sio hanya cengengesan saja.
Seketika itu Sintri dan Tan berhenti mendekat ke kakek Master karena tahu akan bahaya yang mengancamnya jika mereka semakin dekat dengan kakek Master.
Beberapa menit yang lalu....
"Wahh... keren! Jadi siapa yang berada di tingkat Z?" tanya Gonocos.
Sio dan Wod kini sedikit dibuat terkejut lagi dengan ketidak tahuan tiga anak kembar itu. Padahal semua orang di Kerajaan Asque tahu akan sosok yang disebut-sebut sebagai orang terkuat di seluruh kerajaan Asque.
"Sebelumnya kalian bertiga tinggal di mana? Kalian betul tidak tahu apa pun tentang dunia ini, ya?" tanya Sio penasaran.
"Kami bertiga tinggal di panti asuhan sedari lahir. Itu yang kami tahu sampai sekarang, Paman. Lagian selama ini kehidupan kami juga jauh dari desa bahkan kota Nakasam ini. Memangnya ada apa? Apakah si penyihir tingkat Z ini sangatlah kuat, Paman?" tanya balik Cos dengan penuh semangat.
"Sudahlah, beri tahu dia saja siapa penyihir tingkat Z itu, Paman." Tan bersikap menyilangkan kedua tangannya sambil memasang raut muka tidak sabaran.
"Paman tidak menyangka masih ada anak-anak yang hidup dari daerah terpencil seperti kalian. Semua orang juga tahu kalo penyihir tingkat Z itu penyihir nomor 1 di Kerajaan ini. Beliau dijuluki 'Kaisar Sihir'. Paman juga belum pernah sekali pun bertemu dengannya si, tapi pastinya dia sangat kuat," jelas Sio lantas menenggak minumannya lagi.
"Wahh.. aku sungguh sangat ingin bertemu dengannya! Mungkin saja aku kelak bisa menduduki tingkat Z sepertinya dan bisa melampauinya!" tegas Gonocos dengan mata berbinar-binar.
"Ya... itu si sangat tidak mungkin bagimu Cos," pikir Tan.
Pernyataan Gonocos yang penuh semangat masa muda itu membuat Sio tertawa dan Wod tersenyum.
"Kau punya semangat yang membara, Anak Muda. Bagus sekali!" puji Wod.
Dengan botol minuman yang tadi masih berada dalam genggamannya, kini Sio letakkan botol itu di meja setelah menghentikan tawanya.
"Tapi sebelum itu terjadi, kau harus melampaui paman berdua dulu, Cos! Jangan lupakan itu!" kata Sio lantas menepuk bahu Cos.
Sintri yang mendengarnya pun ikut senang. Tapi masih ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya saat itu. Namun seketika juga ganjalan tersebut ditepiskan oleh kedatangan Kakek Master Guild.
Kembali ke waktu sekarang. Gonocos masih tetap saja menghampiri kakek Lummy yang tengah dilanda kemurkaan itu. Sin dan Tan langsung tak berani lebih dekat lagi dengan Kakek Master setelah melihat adanya luapan ES yang besar yang memancar keluar dari tubuh si kakek.
"Duh! Si bodoh itu kenapa nekat sekali mendekati orang yang lagi marah besar itu si! Dia tidak tahu apa kalo dia semakin dekat akan terpental akibat luapan ES kakek itu!" geram Tan.
"Sepertinya dia akan baik-baik saja, Tan. Gonocos tidak mempunyai ES seperti kita. Dia tidak bisa melihat luapan ES kakek Master, jadi dia masih tetap saja mendekatinya," jelas Sintri dengan pandangan mata ke depan. Tan yang tadi langsung menengok ke Sintri yang berada di sampingnya sembari mendengarkan penuturannya, kini kembali lagi menatap ke arah depan.
"Kau benar, Sin."
"Ka...." Belum sempat Gonocos memanggil kata 'Kakek', si Kakek Master memotong kalimatnya.
"Siapa yang berani menghancurkan dinding guild?!! Menghadap padaku sekarang juga!!" bentak Kakek Master dengan suara yang menggelegarkan seisi ruangan.
Di tempat duduknya, Wod masih saja bersikap santai. Sedang Cos kini mulai merasa merinding melihat raut wajah si kakek di hadapannya. Cos yang tidak memiliki ES dalam tubuhnya, memang wajar tidak bisa merasakan luapan ES si Kakek Master tadi. Namun entah kenapa Cos merasakan sesuatu yang berbeda. Yakni rasa takut akibat aura yang dipancarkan si Kakek. Aura sendiri berbeda dengan ES (Energi Sihir).
Wod berdiri dari tempatnya, berjalan menuju si Kakek yang masih berdiri dengan santai. Dia juga melewati Sin dan Tan yang mematung.
"Kalian berdua kembali duduk saja, biar Paman yang urus ini," ucap Wod.
"Oh! Jadi kau ya Wod yang menghancurkan dinding guild?!" tanya si Kakek memastikan. Matanya masih melotot tajam, kepalanya yang berbentuk seperti bola bohlam seakan mengeluarkan kepulan asap bak gunung meletus, pertanda si kakek masih marah besar.
"Oi, Cos! Kau juga duduklah bersama 2 saudarimu itu," perintah Wod saat hendak melewati Cos dan sampai di hadapan Kakek Master.
"Baiklah Paman," ujar Cos menurut dengan perasaan gentar.
"Yo, Kakek! Sudah pulang dari rapat rupanya. Yang jelas bukan saya pelaku yang mengakibatkan tembok guild hancur seperti itu. Saya justru korban dari seseorang yang menghancurkannya," sapa Wod sekaligus langsung menerangkan keadaannya.
"Hah?! Siapa pelakunya?! Jangan buat aku semakin marah!"
"Nona Freeya," jawab Wod dengan gamblang. Seketika amarah yang melanda si Kakek Master langsung meredam.
"Di mana Freeya berada sekarang?" tanya Kake penasaran.
"Oh, Anda ingin tahu rupanya." Wod mendekatkan mulutnya ke telinga si Kakek lantas berbisik, "Nona Freeya sepertinya masih bersenang-senang bersama suaminya di kamar. Lebih baik Anda segera mengintipnya atau sekedar mendengarkan suara desahan nona Freeya yang menggairahkan itu sebelum mereka selesai."
Raut wajah Kakek Lummy langsung berubah. Rasa penasaran sekaligus cabulnya menyatu. Entah kerasukan setan apa, Kakek Master dengan cepat langsung berlari masuk ke dalam guild hendak mengikuti saran yang diberikan Wod.
"Terima kasih banyak, Wod!" ucapnya sembari lari.
"Gila! Sudah tua seperti itu masih saja cepat sekali larinya kalo mendengar hal-hal yang berbau mesum!" gumam Wod.
"Oi, Wod! Kau memang ahli bikin Si Kakek lupa akan kemarahannya!" sahut salah satu anggota guild dengan tingkat B.
"Haha betul sekali! Kau memang bisa diandalkan di saat seperti itu!" timpal anggota yang lain.
Suara tawa kembali menyelimuti suasana di ruangan tersebut. Wod kembali duduk menghampiri Sio dan 3 anak kembar.
"Anu... apa Kakek Master itu sering begini?" tanya Sin penasaran.
"Ya! Sangat sering terjadi jika ada sesuatu yang hancur di guild ini!" jawab Sio dengan cepat.
"Tapi tenang saja. Semua anggota di sini sudah terbiasa dengan hal itu. Satu-satunya cara meredam kemarahannya memang dengan mengalihkan perhatiannya pada hal yang berbau mesum," jelas Wod.
"Cih! Lantas bagaimana dengan kita bertiga?! Sudah cukup lama menunggu kedatangan Master Guild malah berakhir seperti ini! Menyebalkan!" gerutu Tan Metri.
"Tenang saja, Master akan segera kembali ke sini dengan tenang usai menikmati hal yang disukainya itu. Saat itu kalian bertiga masih bisa meminta izinnya untuk menginap semalam di sini!" terang Sio.
Gonocos yang masih merasa risau dengan Kakek Master bertanya, "Apa beliau tidak akan marah lagi, Paman? Auranya sangat mengerikan sekali."
"Tidak akan, suasana hatinya pasti akan berubah," jawab Wod.
BRAK!! Tiba-tiba saja pintu masuk guild dibuka dengan sangat kasar oleh seseorang yang tak dikenal.
"Tolong!! Tolong kami! Di luar...." Orang tersebut berusaha berbicara dengan lantang dalam keadaan napas tersengal-sengal.
Anda mungkin juga menyukai
Komentar Paragraf
Fitur komentar paragraf sekarang ada di Web! Arahkan kursor ke atas paragraf apa pun dan klik ikon untuk menambahkan komentar Anda.
Selain itu, Anda selalu dapat menonaktifkannya atau mengaktifkannya di Pengaturan.
MENGERTI