Unduh Aplikasi
72.5% HOT PAPA / Chapter 29: Aku Naksir?

Bab 29: Aku Naksir?

"Kalau seandainya aku tidak memperbolehkan kamu pulang, bagaimana? Kamu lihat sendiri kan kalau aku di rumah ini sendiri, jadi aku butuh teman dan aku ingin kamu yang menemaniku? Apa kamu tidak mau menemani aku di sini?" pinta Rachel membuat Logan bingung bagaimana cara agar bisa keluar dari rumah ini.

"Saya bukannya tidak mau hanya saja Ini sudah malam, apalagi kamu seorang public figure takutnya nanti kamu jadi bahan gosipan kalau ketahuan ada di dalam rumah bersama dengan seorang pria," nasihat Logan.

"Aku bahkan tidak peduli dengan media kalau seandainya di mereka memergoki aku bersama dengan kamu, aku tidak peduli dengan orang-orang di luar sana yang menganggap aku negatif dan segala macamnya. Apa kamu tahu sesuatu?" ujar Rachel.

"Apa?"

"Terus terang aku suka sama kamu, dari beberapa kali kita tidak sengaja bertemu aku udah naksir sama kamu. Mungkin kamu terkejut mendengarnya tapi aku tidak akan menyembunyikan apa yang aku rasakan, kalau aku emang suka sama orang aku pasti akan langsung bilang dan mumpung kita lagi berdua kayak gini, jadi aku pengen kamu tahu apa yang aku rasain kalau aku itu selama ini naksir sama kamu," terang Rachel membuat Logan melebarkan matanya.

"Kamu pasti lagi bercanda, kan? Enggak mungkin kamu suka sama aku?" Logan tentu saja syok dengan apa yang baru saja didengarnya dan pengakuan tersebut meluncur langsung dari mulut wanita dihadapannya.

"Kenapa tidak mungkin? Apa karena kamu sudah menikah dan sudah punya anak? Makanya kamu pikir enggak mungkin kalau ada wanita di luar sana yang masih naksir sama kamu, begitu? Tapi kenyataannya lihatlah kamu yang berhasil menarik perhatianku dan kamu berhasil, bikin aku ingin memiliki kamu walaupun kemungkinan kecil untuk bisa memiliki kamu. Aku bahkan menyesal, kenapa kita tidak dipertemukan dari dulu dan kita baru bertemu belakangan ini," ujar Rachel benar-benar membuat Logan mati kutu.

"Bukannya setahuku kamu sudah punya kekasih?" tanya Logan.

"Lebih tepatnya kekasih pura-pura, aku udah pernah curhat kan dulu kalau aku tuh pengen putus dari dia tapi susah. Aku ingin pacaran sama orang yang benar-benar aku sukai, bukan karena pansos atau apapun itu. Aku sungguh tidak nyaman selalu berada di dekat laki-laki itu, tapi dia selalu saja mengancam kalau seandainya kita putus pasti karir akan turun secara drastis," curhat Rachel yang was-was.

"Seharusnya kalau kamu yakin dengan kemampuan kamu di dunia entertainment, kamu tidak perlu takut kalau karir kamu akan turun, cuma gara-gara hubungan kalian yang pura-pura itu berakhir. Menurutku yang namanya setiap pekerjaan itu pasti ada pasang surutnya, jadi kita tinggal menjalaninya saja tidak perlu dicampuradukkan dengan hal-hal yang sekiranya tidak perlu," nasihat Logan.

"Iya, makanya itu aku bingung. Aku udah dari lama cari cara supaya bisa lepas dari dia, tapi dianya sendiri yang menghambatnya demi karir," curhat Rachel sembari menghembuskan nafas beratnya.

"Aku tidak bisa melakukan apapun untuk membantu kamu, karena itu masalah pribadi kalian berdua di luar dari pekerjaan yang aku kasih buat kamu," ujar Logan.

"Aku bener-bener pusing memikirkannya," keluh Rachel sembari memijat pelipisnya.

"Ya udahlah jangan terlalu dijadikan beban pikiran seperti itu, nanti kamu sakit," nasihat Logan membuat Rachel diam-diam girang.

"Kenapa kamu perhatian sekali sama aku? Apa jangan-jangan kamu juga suka sama aku?" tebak Rachel membuat Logan memutar bola matanya dengan malas.

"Semua orang bisa berkata seperti itu, bukan hanya untuk mewakili rasa suka saja. Kamu masih bekerja menjadi model di perusahaanku, itu artinya kamu harus menjaga kesehatan kamu, karena beberapa hari lagi akan ada meeting bersama dengan investor di mana aku harus membawa ikut serta model bersamaku," jelas Logan membuat Rachel mengerutkan keningnya.

"Kenapa aku harus ikut juga?" heran Rachel.

"Karena kan kamu yang menjadi model utamanya, makanya mereka ingin bertemu sama kamu. Tidak perlu khawatir karena kamu tidak akan sendiri di sana, aku dan sekretarisku juga akan berada di sana sama kamu," ujar Logan membuat Rachel mengangguk paham.

Logan tak memperdulikan larangan dari si pemilik rumah yang tidak memperbolehkannya pulang, kasihan adiknya pasti di rumah sedang mencarinya. Apalagi kalau dirinya terlalu lama mengurusi pekerjaan, adik kesayangannya pasti akan protes dan menyuruhnya untuk cepat pulang.

"Jadi, bagaimana?" tanya Rachel sembari mengantarkan tamunya sampai ke halaman rumah.

"Apanya?" heran Logan.

"Bagaimana dengan perasaanku yang tadi baru aku nyatakan sama kamu? Kenapa kamu tidak menanggapinya sama sekali?" ujar Rachel membuat Logan menghela nafasnya.

"Bagaimana mungkin aku menjawabnya, sedangkan status kamu masih menjadi milik orang lain. Selesaikan dulu urusanmu bersama dengan orang lain, baru setelahnya? Emm ya sudah kalau begitu aku pulang dulu." Logan buru-buru masuk ke dalam mobilnya dan keluar dari pembicaraan yang membuatnya tidak bisa berkata-kata.

"Ish kenapa dia penuh misteri seperti itu? Ah tapi aku suka," gumam Rachel kemudian kembali masuk ke dalam rumahnya.

Begitu Logan sudah sampai di rumah, ternyata sang adik sudah lebih dulu tidur bersama dengan omanya. Kalau kata babysitternya kelelahan karena seharian bermain di taman, bersama dengan anak-anak yang lainnya.

"Kamu dari mana saja? Kenapa jam segini baru pulang? Apa acaranya baru saja selesai?" tanya sang oma sembari menuruni tangga.

"Oma? Aku pikir sudah tidur? Kenapa jam segini belum tidur?" heran Logan sembari dirinya mengistirahatkan badannya di sofa.

"Oma, tadinya mau ngambil minum di dapur," jawabnya.

"Sebenarnya acaranya sudah selesai dari tadi, cuma aku nganterin temanku pulang dulu. Kasihan dia pulangnya sendirian," ujar Logan membuat sang oma penasaran.

"Teman yang mana? Laki-laki atau perempuan?" tanyanya.

"Emm perempuan."

"Oh ya? Apa dia pacar kamu?" tebak sang oma.

"Ah bukan, dia temanku dan dia salah satu model yang aku kontrak di perusahaan juga," jelas Logan agar omanya tidak mengira yang macam-macam.

"Apa dia cantik?" tanyannya.

"Iya, kalau yang namanya model pasti semuanya cantik," jawab Logan.

"Ah begitu, coba lihat seperti apa orangnya? Tumben-tumbenan sekali kamu nganterin perempuan pulang? Pasti dia istimewa buat kamu, makanya kamu mau nganterin dia?" goda sang oma.

"Apasih? Tidak mungkin aku membiarkan modelku pulang sendirian, nanti kalau terjadi sesuatu yang buruk aku juga yang nanti kena imbasnya. Kalau ada apa-apa sama dia pasti setelahnya dia tidak bisa kerja lagi, sekarang di perusahaan lagi subuh sebelumnya dalam masa promosi. Jadi dia harus menjaga kesehatannya dengan betul dan aku membantu menjaga keselamatannya sampai rumah. Hanya itu saja dan tidak ada yang lebih," jelas Logan membuat sang oma manggut-manggut.

"Kalaupun di antara kalian berdua ada yang lebih, itu juga tidak jadi masalah. Toh kamu selama ini juga tidak pernah punya pacar, kan? Mana? Oma, tidak pernah sekalipun melihat kamu menggandeng perempuan? Kamu itu tampan dan kamu juga udah mapan, harusnya kamu dengan mudah mendapatkan perempuan yang kamu inginkan. Bukannya menjomblo dari zaman sekolah sampai sekarang udah kerja," ledek sang oma membuat Logan mengerucutkan bibirnya.

"Bisa-bisanya cucu sendiri diledek?" protes Logan.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMENNYA YAKK, TERIMAKASIH


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C29
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk