Namun dia belum terlalu menguasai tehniknya, jadi Masyayel memainkan pedang dengan taktik dan kemampuan dia sendiri yang tidak jelas itu.
"Kemarilah, Sayangku, tidak akan ada yang menyakitimu. Kami akan memperlakukanmu dengan lembut asal kamu menurut, bahkan kita bisa menikmati siang ini bertiga, Manisku. Kamu pasti belum pernah merasakan sensasi bercinta bersama, bertiga. Hahaha." Kata-kata busuk yang didengar Masyayel.
"HATI KALIAN BUSUK! PERGILAH KE NERAKA!" Masyayel menyerang dan bersiap menusukkan ujung pedang itu ke salah seorang pria di hadapannya yang berada tidak begitu jauh darinya.
Dia berlari kencang dan menyerangnya seakan siap menumpahkan darah mereka berdua, tapi malang sungguh malang nasib Masyayel, dia hanya seorang perempuan yang tak berdaya.
Dirinya berlari tanpa menggunakan taktik sehingga dia lengah. Dia hanya fokus menyerang satu pria dan melupakan posisi pria yang satunya. Kaki Masyayel yang berlari dengan kencang itu dijegal (sliding) oleh satu pria lainnya itu. Dia jatuh terjerembab dan lepaslah pedang yang menjadi satu-satunya senjata pelindung dirinya.
Dia semakin ketakutan. Air matanya terus mengalir deras, "apa yang kalian inginkan? Tolong lepaskan aku! Jangan sakiti aku. Kalian akan menyesal melakukan ini kepadaku!" Masyayel terus berusaha meronta melawan kedua pria yang sedang dirudung hawa nafsu terhadapnya ini.
Kedua lelaki itu berusaha melumpuhkan pergerakan Masyayel. Sehingga gadis itu terkunci dan tak dapat lagi melakukan perlawanan. Hanya tangisan dan jeritan mengharap pertolongan siapa saja yang mungkin bisa mendengarnya. Dia dibekap dan disergap oleh mereka sambil terus memaksa Masyayel_putri Adaline, untuk melepaskan pakaiannya. Hatinya sangat tercabik-cabik.
Apakah seperti ini nasib akhir hidupnya? Berakhir dalam kejahatan manusia rendahan yang penuh nafsu? Mati dalam keadaan terjamah? Apakah setelah menikmati tubuhnya, dia akan dibunuh oleh mereka? Apakah akhir hidupnya ini akan segera berakhir? Bukan dalam dekapan orang yang dicintainya, tapi didalam dekapan lelaki-lelaki mesum yang mencari kepuasan akan tubuh gadis cantik itu? Tragis dan menyusul keluarganya? Dirinya merasa sangat tak berharga jika harus mati ditangan bajingan-bajingan rendahan itu.
Mereka sangat tergiur dengan kecantikan dan kemolekan tubuh gadis pelayan sang Masyayel, tubuhnya masih terawat karena memang dia seorang putri, betapa mereka sangat antusias dan dengan kasar menelanjangi semua pakaian Masyayel.
Sekuat apapun dirinya menangis dan berteriak. Dirinya tidak dapat melawan mereka. Dia hanya seorang perempuan lemah, sedangkan yang dihadapinya adalah dua lelaki berotot dan penuh nafsu yang bisa saja kekuatan mereka menjadi dua kali lipat karena sedang dikuasai oleh birahi.
"LEPASKAN AKUUU! TIDAKKK. JANGAN SAKITI AKU!" teriaknya yang sama sekali tidak digubris oleh mereka.
Mereka tetap melucuti pakaian sang putri juga pakaian mereka sendiri sehingga tidak tersisa sedikitpun selembar kain yang menutup tubuh mereka bertiga. Di ruang nan gelap dan tersembunyi itu kejadian yang memilukan tak dapat dihindarkan.
Masyayel sangat tersayat dan terluka hati dan perasaanya melihat dirinya tidak berdaya dijamah oleh lekaki kotor dan tak berharga. Dia sangat takut dan hanya bisa memejamkan matanya tak berani menyaksikan kebengisan mereka mempermainkan keindahan tubuhnya. Dia merasakan sentuhan dan remasan pada bagian-bagian tubuh tertentu Masyayel, kedua lelaki itu melakukannya secara bergantian.
"AAAARRRRGGHHH!" teriaknya kemudian.
Masyayel tetap berteriak dan masih menangisi nasibnya. Mereka berdua semakin tak bisa dihentikan, semakin kalap dan semakin ganas merenggut dengan paksa dan menjelajahi tubuh Masyayel. Dia merasakan rasa sakit yang luar biasa dan perih yang tak terkira di bawah sana, pada bagian bunga mahkota sensitifnya yang dimasuki paksa oleh keduanya secara bergiliran dan dengan kasar.
Hancur sudah tubuh dan perasaan Masyayel. Hal yang mengerikan ini harus ia terima karena kecerobohannya yang tidak memperdulikan kekhawatiran paman Elliot tadi. Dia bagai manusia yang hidup dan tubuhnya hancur berkeping-keping bagai tersambar petir di siang hari. Jiwa dan raganya terasa lebur seketika merasakan kejadian yang yang memilukan ini terjadi kepada dirinya.
Erangan dan desahan dua pria itu merasakan kenikmatan pada pedang rahasia mereka yang bergesekan dengan bunga indah Masyayel. Tanpa menggubris teriakan dan tangisan yang semakin memekikkan telinga. Semakin sadis menghajar perempuan itu tiada ampun. Dia merasa lebih baik mati daripada harus merasakan derita yang menyayat hati seperti ini. Dirinya sengsara dan terkoyak karena telah digagahi oleh dua pria kotor yang tidak dia kenal. Hancur batin dan jiwa raganya. Ia hanya berfikir setelah ini mereka pasti akan membunuh dia untuk menyelematkan diri.
Terkoyak sudah hati gadis itu! Hancur sudah tubuh perempuan pujaan hati sang pangeran Serafin. Meranalah seumur hidupnya karena kejadian kejam yang menimpa dirinya. Kejadian ini sungguh tak akan pernah dia lupakan. Nasib buruk terus mengikutinya entah sampai kapan. Dia menangis dan terus menangis meratapi nasibnya itu.
Masyayel mulai merasa dirinya melemah, dirinya tak berdaya, kedua lelaki kejam itu telah menjelajahi semua bagian lekuk tubuhnya yang menawan, sedangkan dirinya tak dapat melakukam perlawanan. Mereka berdua menghujamkan pusakanya dengan kasar dan membabi buta kepada bagian sensitif Masyayel secara bergantian dan dengan berbagai gaya. Sekali lagi, hanya teriakan dan tangisan yang masih ia punya, namun kian melemah dan melemah, diiiringi erangan dan desahan kedua lelaki jahanam yang merasakan kenikmatan sendirian dari pihak mereka sendiri.
Mereka tak peduli dengan Masyayel yang merasa kesakitan yang hebat pada semua bagian tubuhnya, tubuhnya hanya dijadikan pelampiasan nafsu liar penjahat yang penuh nafsu birahi. Setelah kedua lelaki misterius itu merasakan pelepasan dan puncak klimaks dari aktivitas kasar mereka, mereka juga mulai melemah dan tak lama menghentikan aktivitasnya itu. Mereka tertawa-tawa senang dikarenakan telah berhasil menyalurkan hasratnya kepada perempuan secantik dan semulus Adaline sebagai Masyayel.
Sungguh mereka tak mengetahui siapa perempuan ini sebenarnya, meskipun sekarang adalah seorang pelayan, tapi sisa-sisa perawatan tubuh dan kulitnya masih ada di setiap bagian tubuh yang membuat perempuan itu tetap mempunyai kulit yang terawat dan putih mulus tiada berubah sedikitpun, karena Masyayel tetap tekun menjaga dan merawat tubuhnya semaksimal mungkin di istana secara sembunyi-sembunyi dan dengan bahan-bahan alami yang mudah ia dapatkan dari Paman Elliot.
Mereka juga tak akan pernah menduga. Balasan yang sangat kejam akan siap mengintai mereka berdua di mana pun, lelaki jahanam yang sudah merenggut paksa kemolekan tubuh Masyayel di siang hari ini. Pangeran sungguh tidak akan diam jika mengetahui apa yang telah mereka lakukan kepada gadis spesial di hati pangeran. Pangeran Shem akan memberikan balasan yang pasti sangat kejam kepada mereka berdua.
Masyayel nampak setengah pingsan dan setengah siuman. Ia tak dapat menggerakkan tubuhnya, namun telinga dan hatinya masih sayup-sayup mampu mendengar percakapan kedua lelaki brengsek tersebut.