"Tidak, aku memang sudah bangun. Bukan kaget karena kamu," jawab Shem tersenyum. Dia bangkit dari baringnya dan duduk di tempat tidurnya.
"Apakah kamu sudah mandi, Sayang?" tanya Shem selanjutnya.
"Sudah Shem. Bukankah para pelayan dari pagi sekali sudah harus siap bekerja dan banyak tugas yang menunggunya?" jawab Masyayel.
"Maafkan aku Sayang, aku membebankan tugas begitu berat untukmu. Sekarang kemarilah." Shem mendekat kepada Masyayel.
"Temanilah aku mandi. Aku baru bangun tidur dan aku belum mandi. Kamu bisa bantu aku menggosok tubuhku dengan ramuan wewangian," pintanya sambil meraih lengan gadis itu.
"Apakah itu juga tugas Paman Elliot selama ini yang aku ambil alih?" tanyanya heran.
"Hahaha! Tentu tidak, aku biasanya mandi sendiri, Sayang! Tapi karena ada kamu. Aku mau mandinya sama kamu pagi ini, pasti menyenangkan. Kamu tidak keberatan kan mandi lagi? Bersamaku?" Shem mulai menggoda Masyayel.
"Meskipun kamu sudah menutupi wajahmu dengan penyamaran, wajahmu masih terlihat sangat cantik. Aku selalu rindu padamu, padahal kamu selalu berada di sampingku. Di samping kamarku," Shem segera menggendong Masyayel, membuat gadis itu berdetak kencang jantungnya. Dia baru pertama kali ini diajak mandi dengan seorang laki-laki, ia sendiri bingung hendak menolaknya. Pangeran ini adalah kekasihnya. Di sisi lain dirinya juga tawanan yang tak bisa melawan apapun.
"Shem, aku sangat takut. Ini kan di istana? Bagaimana jika tiba-tiba Ratu atau Raja memasuki kamarmu dan melihat kita?"
"Tenang saja, tidak akan ada yang datang ke kamarku sepagi ini, aku juga sudah mengunci pintu kamar kita. Jadi kita bisa bercinta sepuasnya. Aku sungguh mencintai dirimu, Sayang." Shem menatap wajah Masyayel dengan mesra.
Shem mulai melucuti pakaian pelayan yang dipakai oleh Masyayel itu. Masyayel merasakan tubuhnya seketika menggigil merasakan kulit tubuhnya yang tersentuh oleh tangan Shem. Setelah semua pakaian terlepas dari tubuh kekasih cantiknya ini. Shem sendiri juga melepaskan pakaian tidurnya. Ia mencium bau tubuhnya. Agaknya tak terlalu bau jika aku mandi dan intim sejenak dengannya. Pikir Shem.
Dia menggendong gadis itu dan segera mengajaknya berendam bersama di bak besar (Baththub) yang ukurannya sangat besar. Elliot telah menyiapkan air hangat dan sudah bertaburkan bunga juga rempah wangi di permukaan airnya.
"Mulai Besok kamu yang harus menyiapkan air mandi juga untukku sebelum aku bangun," ucap Shem berbisik di telinga Masyayel yang posisinya berada di depan dirinya. Ia merasakan kulitnya bersentuhan dengan kulit gadis itu. Bergetarlah bulu roma nya.
"Kalau aku yang menyiapkan air mandimu juga. Aku akan setiap hari kau ajak mandi bersama Shem. Hehehe, sungguh aku akan kualahan melayanimu." Goda Masyayel. Shem pun tersenyum.
"Entahlah, aku tersihir oleh kecantikanmu dan keindahan tubuhmu. Aku terbuai dan terngiang-ngiang dengan rasa percintaan kita. Aku ingin selalu mengulangnya denganmu." Shem mulai mengguyur tubuhnya dari kepalanya. Agar tubuhnya menjadi wangi. Dia mulai memeluk Masyayel, lalu merasakan dada kenyal gadis itu. Ia meremas dengan gemas keduanya dan bermain-main dengan ujung-ujungnya. Sambil ia kecupi leher, telinga dan bahu gadis itu. Suara desisan yang sexi karena geli keluar dari bibir Masyayel, cukup membangkitkan gairah lelaki itu.
Dia melajukan jemarinya untuk meraba area sensitif Masyayel. Ia menggelitiki dan memasukkan jari-jarinya itu. Dia memainkannya dan memasukkannya semakin dalam. Membuat Masyayel mendesah dibuatnya. Masyayel berbalik arah dan masih berada di pangkuan Shem. Gadis itu mulai merasa nafasnya tersengal-sengal, dia mencium bibir Shem dengan penuh gairah. Mereka berciuman dengan sangat mesra dan hangat. Shem terus bergerilya dengan jarinya. Membuat dirinya sendiri tak tahan ingin memasukkan senjata pribadinya kedalam bagian tubuh indah milik Masyayel. Ia dengan perlahan memasukkannya, karena kondisi yang masih berendam dan berada di dalam air, maka mereka merasakan sensasi yang lain dalam bercinta saat ini. Dengan beberapa kali hentakan dan semakin menguat hentakan itu. Menyebabkan Masyayel menjerit-jerit kenikmatan dibuatnya. Senjata rahasia Shem terasa berotot dan tampak besar memanjang itu menggesek dinding kewanitaannya dari dalam. Menyebabkan Masyayel tak mampu menahan jeritannya itu. Ia takut terdengar orang lain. Maka dia menikmati hujaman pusaka itu sambil menutup mulutnya dan dia pun merem melek dibuatnya.
Sama halnya dengan Shem. Dia begitu beringas menggoyang kekasihnya itu. Hingga bergetar semua bagian tubuh Masyayel. Dirinya merasa bergetar hebat karena merasakan pelepasanya. Shem pun berteriak panjang. Dia merasakan kepuasan yang kesekian kali oleh pelayanan tubuh Masyayel kepada dirinya.
Keduanya merasakan permainan yang panas namun menggairahkan pagi itu. Keduanya merasakan kepuasan yang sama. Masyayel lemas dan jatuh ke pelukan Pangeran Shem. Shem memeluk erat sambil menciumi gadis yang dicintainya itu.
Hanya sisa-sisa peluh dan nafas yang menderu dan tidak beraturan yang keluar dari mereka berdua. Mereka tidak pernah mampu menahan hasrat keduanya bila sedang berduaan. Tiga kali sudah mereka memadu kasih. Bak sepasang suami istri yang tak bisa lagi dipisahkan. Mereka memang direncanakan siap menikah, tapi nyatanya itu tidak terjadi. Alhasil terjadilah hubungan terlarang yang terpaksa harus terjadi secara sembunyi-sembunyi ini berulang kali.
Adaline masih dalam dekapan Pangeran Shem Theodorus. Dia begitu bahagia mendapat curaham kasih sayang dari lelaki yang dicintainya. Dirinya merasa kuat dan selalu terlindungi jika Shem ada di dekatnya. Adaline terharu dia memejamkan matanya merasakan kehangatan dekapan itu. Dia sungguh tak akan pernah mau untuk dipisahkan dengan Shem. Dia jadi teringat tiga tahun lalu. Ketika dirinya dan Shem sudah saling mencintai dan saling menyatakan sebagai sepasang kekasih, meskipun pihak keluarga masing-masing belum ada yang tahu kecuali Ratu Librivia sebagai Ibunda Adaline.
Pada saat itu dirinya harus terpisah dengan Shem selama tiga tahun lamanya. Shem harus menempuh pendidikan diplomat dan kepemimpinan di suatu negara yang jauh untuk mempersiapkan diri sebagai generasi penerus Raja. Dimana pendidikan itu harus dilakukan selama tiga tahun penuh. Begitu juga seluruh Pangeran-pangeran muda dari Kerajaan-kerajaan lainnya. Mereka akan mengenyam pendidikan bersama-sama dan akan terbagi dalam beberapa kelas.
Pendidikan ini khusus untuk pangeran-pangeran muda, sedangkan untuk para putri-putri Raja juga ada namun akan dilaksanakan di negara yang berbeda, tentunya dengan pengajaran dan pendidikan yang berbeda pula. Shem harus pergi dan tidak boleh keluar dari pendidikan itu selama tiga tahun penuh. Tidak ada cuti, tidak ada pulang ke kerajaan juga. Mereka semua akan tinggal di lokasi yang telah di tetapkan.
"Adaline, Ayahku memberitahu kepadaku semalam, usiaku sekarang sudah delapan belas tahun, sudah saatnya aku menempuh kependidikan calon Raja." Shem berkata.
Mereka berdua duduk di sebuah daratan dan di hadapan mereka terbentang sungai yang mengalir sangat indah, warnanya putih bening, menampakkan pantulan bayangan pepohonan di sekitarnya. Cahaya matahari yang hangat, menembusnya menyebabkan riaknya berwarna-warni bak pelangi. Angin yang bertiup sepoi-sepoi menyapu rambut Adaline dan Shem sehingga bergerak tergerai mengikuti arah angin. Menjatuhkan dengan alunan lambat dedaunan yang kering-kering. Mendarat di atas aliran sungai yang jernih.