Bab 44: Sinta Hamil.

Panah yang menancap di tubuh Sinta membuat tubuhnya mengeluarkan begitu banyak darah. Beberapa dari Pengawal Pangeran Mahisa bergegas mengejar pemanah misterius itu, sementara itu Pangeran Mahisa segera menggendong istrinya untuk membawanya ke tabib terdekat.

"Semuanya minggir, beri jalan pada Yang Mulia Pangeran Mahisa dan Permaisuri", teriak salah satu pengawal yang menjaga Pangeran Mahisa dari depan.

Para warga yang berada di sekitar mereka sangat terkejut ketika mereka tahu bahwa itu adalah Pangeran Mahisa dan Permaisurinya. Sepertinya mereka menyesal karena tidak bisa membantu menjaga pemimpin mereka.

"Lihat itu, ternyata itu yang mulia pangeran dan permaisuri, aku baru kali ini bisa melihat wajah mereka namun keadaannya sekacau ini". Kata salah seorang warga yang ikut menonton kejadian naas yang menimpa Sinta.

"Kita doakan saja semoga yang mulia permaisuri bisa bertahan", kata yang lainnya.