Sang supir taksi melirik Mia yang sudah memejamkan matanya dari cermin, matanya sendiri memicing. Dia terus mengemudi.
Setelah beberapa waktu, ketika mobil itu sampai di persimpangan jalan menuju perumahan yang dimaksud, dia menghentikan laju mobilnya.
Supir itu mengeluarkan ponselnya, bergegas mengirimkan pesan kepada seseorang, kemudian menunggu.
Hujan di luar masih turun, kali ini dengan deras, dan langit semakin muram. Sebuah mobil mewah, namun tak mencolok, melaju pelan dan berhenti di belakang taksi tersebut.
Sang supir menoleh ke belakang. Dia turun dari mobil setelah mengambil payung.
"Tuan Shahar!" sapa supir tersebut sebelum membungkuk pelan ke arah kaca di kursi belakang mobil mewah itu.
Shahar menurunkan kacanya, namun matanya menatap ke depan. Dia berkata dengan santai, "Ambil jarumnya."
"Baik," jawab Alsen. Dia mengeluarkan peralatan yang dimaksud dari dalam kotak, kemudian turun dari mobil dan pergi ke taksi yang terparkir di depan mereka.