Arachi mendengkus pelan menyadari sikap Lani yang sedikit berubah. Walaupun dia masih saja sering memutuskan kontak mata dengannya ketika bicara, kali ini dia semakin ketus dan berani menyela ucapannya.
"Dasar aneh, ceroboh, gak-"
"Nih."
Ucapan Arachi terpotong ketika Lani memberikan sebuah paper bag berisi beberapa bungkus roti di dalamnya.
Arachi mengambil alih paper bagnya, lalu merogoh selembar uang berwarna merah dari saku celananya. Seperti biasa, Arachi malas mengeluarkan dompet dari dalam saku jasnya. Dia lebih suka menyimpan uang di saku celananya karena alasan tidak mau ribet.
"Gak usah kembalian," ujar Arachi sembari mengulurkan uangnya.
Lani menerimanya sembari menundukkan kepala. Rencananya, dia akan meminta maaf pada Arachi saat ini juga. Lani tidak mau semakin merasa bersalah karena dia juga sempat merutuki sikap Arachi.
"Em ... Mas Arachi," panggil Lani.
Arachi yang tengah melihat jam yang melingkar di tangan kirinya menoleh sekilas, "Apa?"