Kalau Suatu Saat Nanti Aku Rindu
Sejak memasuki ruang pemeriksaan, detak jantung Alisya dan Rans memacu lebih cepat dari sebelumnya. Apalagi ketika dokter meminta Alisya untuk berbaring dan mulai menyibakkan baju tidur perempuan itu untuk melakukan USG, Rans semakin tidak tenang, bahkan sampai mengeluarkan keringat dingin.
"Anak saya baik-baik aja kan, Dok?" tanya Alisya, tapi sang dokter justru mengembuskan napas pajang.
"Ini… janinnya nggak berkembang. Jadi harus dikeluarin, Bu." Hati Rans dan Alisya seketika terasa perih.
"Apa bener-bener harus dikeluarin, Dok?" tanya Alisya, sementara Rans hanya diam. Sepertinya lelaki itu pasrah.
"Ya harus. Kalau nggak dikeluarin bisa bahaya buat kesehatan Bu Alisya."
Medengar pernyataan tersebut, hati Alisya jadi semakin remuk. Hancur. Ia tidak pernah menyangka janin pertama yang tumbuh di rahimnya harus dikeluarkan secepat ini.