Kalimat panjang lebar Vidwan membuat Grisse terdiam. Wanita itu merasa pembicaraan serius yang terjadi telah merusak romantisme yang seharusnya mereka ciptakan. Perlahan, Grisse menangkup wajah Vidwan. Ia mengerjap dua kali kemudian mengatakan pada laki-laki di hadapannya bahwa ia mempercayai semua yang dikatakan laki-laki itu. Ya, Grisse tidak pernah sedikit pun meragukan Vidwan. Ia tahu bahwa Vidwan sangat mencintainya dan cinta laki-laki itu tulus.
“Kamu tahu apa yang kupikirkan sekarang?” Grisse berkata sambil menggerakkan tubuhnya. Sorot mata wanita itu terlihat nakal dan menggoda.
“Apa?” Respons Vidwan singkat. Vidwan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sepasang mata Grisse yang membiusnya.
“Aku salah memilih topik pembicaraan. Seharusnya kita menghentikan pembicaraan ini sejak tadi dan fokus pada apa yang dikatakan buku itu mengenai….” Grisse menghentikan kalimatnya. Ia mengerling nakal sambil sesekali membasahi bibirnya dengan ujung lidah yang sedikit dijulurkan.