Unduh Aplikasi
96% Wanita Superku / Chapter 24: 24. Hilang 2

Bab 24: 24. Hilang 2

"Fiuuh." Naira membuang nafas dalam-dalam saat dia berhasil keluar dari mansion besar itu, dia muncul dari balik pohon besar tepat di sebelah pintu gerbang mansion Erick. "Aku jadi penasaran seberapa besar mansion ini, padahal tadi aku sudah memikirkan tempat satu kilo meter dari ruangan tadi, tapi aku malah masih terdampar di sini." Gumamnya dengan melihat situasi sekitar untuk menghindari para penjaga yang bertugas. "Sepertinya aman." Kakinya melangkah keluar dari balik pohon. Naira mempercepat langkah kakinya untuk menjauh dari tempat itu, namun dia tidak sadar saat dia keluar dari persembunyiannya, tepat beberapa meter dari tempat dia bersembunyi tadi ada beberapa pasang mata tengah memperhatikan gerak geriknya.

"Tuan lihatlah, bukankah dia wanita yang diselamatkan tuan Gaincarlo tadi?" Salah satu pria yang duduk di samping pengemudi menunjuk Naira dengan jarinya. "Apa kita culik saja wanita itu tuan?" Serunya kepada atasannya yang saat ini tengah menyesap sebatang rokok dengan tenang. 

"Kau yakin wanita itu kekasihnya?" Tanya pria yang mengenakan stelan jas berwarna navy dengan sepuntung rokoknya, dengan menunjuk Naira dengan ekor matanya. 

"Yakin tuan, karena sebelumnya saya sempat melihat tuan Gaincarlo turun tangan sendiri untuk menyelamatkan gadis ini."

"Kalau begitu, bawa dia." Titahnya lagi, seraya membuang puntung rokok melalui kaca pintu mobilnya. 

"Baik tuan." Jawab anak buahnya seraya memerintahkan sopir untuk menyalakan mobilnya mendekati Naira.

Tin, tin, lalu pria berstelan jas berwarna navy itu turun dari mobil. "Maaf nona, bisa anda katakan padaku kemana jalan menuju arah kota?" Tanyanya

Naira nampak bingung untuk menjawabnya, bagaimana aku bisa munjukin jalan kalau aku sendiri tidak tahu ini di mana pikirnya. "Emm, maaf tuan saya masih baru di sini. A-apa yang tuan lakukan?" Naira memegangi tengkuknya saat merasakan sesuatu yang menyengat di bagian tengkuknya hingga secara perlahan kesadarannya mulai menghilang dan bruukk, tubuh Naira ambruk dan tergeletak di tanah. 

"Buka pintunya." Titah pria berjas navy itu seraya mengangkat tubuh Naira.

"Baik tuan."

"Brengsek!! Dia benar-benar anak dari si tikus Jims itu Joe." Teriaknya marah. "Cepat tangkap dan bawa dia ke hadapanku sekarang!" Erick benar-benar tidak bisa mengampuni apa yang Zion lakukan dengan menculik Naira. 

Joe, Keil, Sam, Dav dan juga beberapa anak buah mereka bergegas melajukan mobilnya mengikuti arahan sang bos. Karena Dav belum bisa menjalankan jaringan sistem kembangan mereka, jadi Erick memilih tetap berada di mansion untuk meretas jaringan sistem CCTV lalu lintas untuk melacak pergerakan mobil Zion. Erick terus bemberikan informasi tentang arah kemana mobil Zion pergi hingga dia menemukan kalau mobil target mereka menuju ke arah utara Paris tepatnya ke arah desa hantu Goussainville. Sebuah desa di utara Paris yang ditinggalkan penduduknya sejak tahun 1972, desa yang hanya menyisakan bangunan rumah-rumah yang rusak dan banyak ditumbuhi tumbuhan liar. 

"Joe, mereka pergi ke arah utara. Desa hantu Goussainville." Ucap Erick disambungan teleponnya. 

Joe menambah kecepatan mobilnya dengan diikuti oleh tiga mobil lainnya karena jarak yang akan mereka tempuh masih terbilang sangat jauh. 

***

Setelah sampai di tempat tujuan, Zion bergegas turun dari mobilnya menuju salah satu bangunan tua yang berukuran cukup besar namun masih layak untuk digunakan. "Bawa gadis itu." Titahnya pada salah satu anak buahnya. 

"Baik tuan." Dengan bantuan temannya dia mengangkat tubuh Naira yang masih belum sadarkan diri menuju salah satu kamar yang sudah mereka persiapkan sebelumnya. 

Zion melangkahkan kakinya menaiki anak tangga dan memilih untuk masuk kesalah satu kamar untuk membersihkan diri. 

"Euuugh." Perlahan Naira membuka matanya, dia memegangi kepalanya yang terasa berat karena efek obat tidur tadi. "Begini lagi." Gumamnya, baru beberapa hari di kota ini, sudah dua kali dia diculik orang yang tidak ia dikenal. "Kenapa selalu berakhir seperti ini." Keluhnya dalam hati, perlahan dia turun dari ranjang dan mengamati sekeliling kamar. Kakinya melangkah ke arah jendela yang masih tertutup dengan kelambu putih. "Tempat apa ini?" Guamamnya saat melihat suasana sekitar yang terlihat sangat menakutkan, bangunan-bangunan tua yang tak terurus serta tumbuhan yang tumbuh liar mengelilingi bahakan menutupi sebagian tubuh bangunan itu. 

"Bawa wanita itu kemari." Titah Zion pada salah satu anak buahnya, dia yang baru saja selesai membersihkan tubuhnya dan kini dia duduk di sofa berukuran single dengan sebatang rokok di tangannya. 

"M-maaf tuan, w-wanita itu menghilang." Ucap anak buah Zion. 

Bugh, Zion melayangkan bogem mentahnya ke arah wajah anak buahnya. "Bodoh!! Bagaimana bisa kalian kehilangan wanita itu." Geramnya. 

"M-maf tuan, kami sudah mengunci kamarnya dan anak buah yang lain tidak ada yang beranjak sedikitpun dari depan kamar wanita itu. Bahkan saya sendiri sudah memastikan tidak ada jendela yang bisa tebuka di kamar itu." Tuturnya dengan menundukan pandangannya. 

"Brengsek, mana mungkin dia bisa menghilang begitu saja." Zion bergegas melangkahkan kakinya untuk memastikan sendiri apa yang anak buahnya katakan tadi. 

***

Setelah satu jam perjalanan kini mobil Joe beserta rombongannya memasuki sebuah pemukiman yang sepi dan jauh dari kata kehidupan. Tumbuhan-tumbuhan semak belukar memenuhi setiap lahan tak bertuan. Bahkan bangunan-bangunan tua yang sudah terlihat sangat usang, menambah kesan seram bagi setiap orang yang melihatnya.

"Kau yakin mereka ada di salah satu bangunan-bangunan tua ini Bos?" Keil mengedarkan pandangannya, meneliti seluruh bangunan-bangunan tua yang terlihat sangat menyeramkan di matanya. Bangunan dengan berbagai ukuran itu sudah tak terlihat seperti sebuah rumah, pagar-pagar sudah roboh dan terlihat berkarat. Atap pun sudah tidak utuh serta bagian tembok yang sudah hancur sebagian bahkan ada yang sudah rata dengan tanah. 

"Apa kau takut Keil? Apa kau tidak malu dengan tubuh besarmu itu?" Bukannya menjawab,  Joe malah menggoda Keil yang memang adalah seorang pria besar yang paling penakut dengan hal yang berbau mistis di antara mereka. 

"Ck,mereka tidak ada hubungannya dengan tubuh besarku Bos." Jawab Keil dengan mencibikan bibirnya dan tentu saja hal itu mengundang gelak tawa Joe, Sam dan Dav yang memang berada satu mobil dengannya. 

Keil keluar dan membanting pintu mobil dengan keras saat mobil mereka berhenti tepat di salah satu bangunan yang berada persis di titik koordianat yang Erick kirimkan. Bukan marah, dia hanya mendengus kesal, bahkan sesekali mengumpat lantaran selama perjalanan dia selalu saja menjadi bahan ledekan mereka.

Joe menggelengkan kepala saat melihat tingkah lucu salah satu anak buahnya itu. Dia lebih memilih untuk cepat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Erick dan mengabaikan Keil yang sedang merajuk. Pandangannya tertuju pada sebuah bangunan yang cukup besar bahkan bisa dibilang bangunan paling besar di antara bangunan-bangunan lainnya. Bangunan yang sudah terlihat sangat tua dan jauh dari kata layak untuk di huni. Meski begitu, bangunan itu masih tetap berdiri kokoh tanpa ada bagian apapun yang rusak. Braaakk, Joe membuka pintu rumah itu dengan kasar.

Zion yang baru saja kembali setelah memastikan keberadaan tawanannya, terperanjat saat mendapati orang yang akan dia pancing ternyata sudah lebih dulu menemukan tempat persembunyiannya. Prok, prok, prok, "Wah, sepertinya aku kedatangan tamu spesial hari ini." Zion bertepuk tangan remeh saat melihat kedatangan Joe, yang dia ketahui adalah direktur dari perusahaan tempat ayahnya bekerja.

"Tidak perlu basa basi, kau sudah tahu betul kedatanganku ke sini untuk apa." Sanggah Joe.

"Benarkah? Memangnya, untuk apa tuan jauh-jauh datang kevgubuk buruk ini." Zion berbicara setenang mungkin agar Joe tidak curiga dengan rencananya.

"Ck, kau benar-benar mirip si tikus." Sarkas Joe geram. 

"Brengsek! Siapa yang kau sebut dengan tikus tuan?" Amarah Zion terpancing. Dia meninggikan suaranya, tak terima jika ada orang yang menghinanya. 

"Kau hanya membuang-buang waktuku saja! Kalian, masuklah!" Joe berteriak memanggil Keil, Dav, Sam serta beberapa anak buahnya. "Geledah tempat ini." Titahnya lagi. 

"Baik Nos." Mereka mengangguk kemudian berpencar untuk memeriksa setiap sudut ruangan di rumah itu tanpa ada yang terlewati. 

"Hei, bukankah tidak sopan jika kalian masuk ke rumah orang tanpa ijin dari pemiliknya?" 

"Kau bahkan lebih tidak sopan merampas apa yang bukan milikmu!" Joe menatap tajam ke arah Zion namun Zion membalas dengan senyumnya yang sinis. 

"Maaf Bos, kami sudah memeriksa seluruh tempat di sini tapi kami tidak berhasil menemukan Nona." 

Zion yang mendengar laporan salah satu anak buah Joe tersenyum tipis, dia bahkan berharap Joe tidak bisa menemukan gadis itu di manapun. 

"Sial! Di mana kau menyembunyikan dia hah?" Joe mencengkram krah baju Zion dengan kuat.

"Hahaha, apa kau tidak menemukan apa yang kau cari tuan?" Zion tersenyum remeh menatap Joe yang sedang marah. 

Bugh, Joe memberikan pukulan kerasnya tepat mengenai wajah Zion hingga bibir Zion sedikit sobek dan mengeluarkan darah. 

"Brengsekk!" Umpatnya, Zion bangun dan hendak menyerang Joe.

Dengan cepat Joe menangkis serangan dari Zion dengan tangan kirinya, lantas tangan kanannya kembali melayangkan pukulan kerasnya tepat mengenai uluh hati Zion. Bugh, Zion jatuh tersungkur dengan darah yang sudah menyembur dari mulutnya. Joe terus menghajar Zion tanpa memberi celah sedikitpun, bahkan para anak buah merekapun kini sudah saling adu otot memukul satu sama lain. Suara pukulan dan erangan-erangan dari mereka pun bergema memenuhi seluruh bangunan tua itu. 

"Bos, awas!"

Dor.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C24
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk