" Udah jangan terlalu dipikirin. Daripada lo penasaran dan selalu bertanya-tanya terus. Mending turun, terus samperin Anaya. Pastiin langsung padanya," usul Doni yang membuatku menoleh ke arahnya.
Benar juga kata Doni, daripada aku menciptakan asumsi dan prasangka buruk pada istriku sendiri, lebih baik memastikannya dan melihat kebenarannya.
" Ya udah turun," kataku pada Doni.
" Sekarang?!" tanyanya membuatku kesal.
" Enggak! Tahun depan nunggu gajah beranak tikus," ketusku padanya yang mengundang tawa Doni.
Heran ya, gak tau apa ini hati udah sepanas kompor, masih aja bikin panas di siang bolong.
Doni memarkirkan mobilnya di depan Restoran di mana Anaya masuk bersama seorang pria tadi.
" Dhan, tunggu woy," teriak Doni memanggilku. Tapi tidak kuhiraukan karena aku segera melesat dan masuk dan mencari keberadaan Anaya.
Aku memandang ke sekeliling restoran ini. Tapi tidak menemukan Anaya.
" Mbak, maaf apa ada tempat selain di sini?" tanyaku pada seorang pelayan.