"Semoga saja dia pulang cepat hari ini," harap Mentari.
Hari ini ia sudah memasakkan makanan kesukaan sang suami. Sudah seminggu lamanya mereka tinggal di sini. Suaminya itu selalu saja pulang larut. Semoga saja hari ini tidak. Tidak pernah ada percakapan walau hanya basa-basi semata.
Jangankan untuk berbasa-basi, menyapa saja tidak pernah pernah. Kalau Mentari menyapa Langit, pria itu bukannya menjawab malas mendengus tanda tidak suka disapa oleh sang istri. Sepertinya Langit begitu menjaga jarak kepadanya.
Sebagai seorang istri, tentu saja Mentari merasa sangat sedih. Serasa seperti ada tembok tinggi besar yang menghalang dirinya dan pria yang sudah sah menjadi suami di mata agama dan negara.
Denting jarum jam terus berputar. Namun, tidak ada tanda-tanda kalau pria yang bernama Keysan Langit Pratama itu terlihat.