Malam harinya, keluarga Mona gelisah menunggu kedatangan anaknya itu, sejak tadi ia tak dapat menemukan anaknya dan juga tak dapat menghubungi anaknya.
Papah Mona yang sudah di teror terus oleh bos judi terus saja uring-uringan.
"Aduh, bagiamana ini. Kemana sih Mona kenapa ponselnya gak bisa di hubungi?" Papah Mona membanting ponselnya ke arah sofa.
Sedangkan mamah Mona hanya duduk di sofa.
Karena ia juga bingung harus bagaimana.
"Mah, ko kamu diam saja sih hah, ini bagaimana dengan anak kamu loh?" Papah Mona duduk di sebelah istrinya.
"Lah, terus aku harus bagaimana, bukanya kamu lagi nyari Mona. Mungkin saja anak itu kabur kali, aku udah pusing balesin chat dari Om-om itu pah, kamu kenapa sih nambah pusing aja?" Mamah Mona mengusap wajahnya dengan kasar.
"Kalo Mona gak muncul juga, nanti papah akan babak kedua mah, mamah tau kan bagaimana dengan keadaan papah nantinya mah?" Papah Mona mengusap telengkuknya yang tak terasa pegal itu.