Aku hanya bisa tersenyum lebar menatap gambar seseorang yang berada di balik layar. Kiki tampaknya tak akan pernah bisa menyembunyikan ekspresinya sedangkan Regis malah cekikikan tak jelas sambil makan chiki.
Pengen nangis juga, sudah heboh tadi aku karena mereka menghubungi tengah malam begini. Rupanya tidak, ini benar-benar jam sebelas malam. Agak kesel karena putraku yang di sana tak ada yang mengingatkan jam tidurnya.
"Kenapa harus kayak gitu sih? Udah ah, kakak mau lihat Ernova. Sana deh kalian ini," kekehku.
Semua orang sudah tidur. Hanya tersisa aku saja dengan ponsel yang menyala, mau membangunkan kak Jae pun aku tak tega rasanya. Dia sudah bekerja sampai beberapa jam lalu, mulai dari pekerjaan kantor sampai berurusan dengan Ji-Sung.
Ah, hanya kami yang terus berbicara sampai-sampai aku bisa melihat Ernova merebut ponselnya.
"Belum kasih kabar, 'kan? Besok pagi aja ya, Sayang. Kakak bukannya nggak setuju tapi ... ini tengah malam," kekehku.