"Itu mata lo kenapa Mel?"
Aku hanya terus berjalan tanpa mempedulikan ucapan Bambang.
Kurebahkan tubuhku di sebelah Naca. Beruntung Bambang sudah membersihkan karpetnya sebelum ini, jadi meskipun kami tidur di bawah tidak terasa gatal.
"Habis nangis ya, lo?" tanya Naca tanpa basa-basi.
"Huss, diem! Mingkem!" sahutku.
"Kenapa? Bukan karena nonton drama, 'kan?"
"Bukan!"
"Ah, ngerti gue. Karena Paijo ketemu sama mantannya, 'kan?" celetuk Bambang.
"Tahu dari mana?"
"Si kampret curhat sama gue, katanya waktu kalian jalan, ketemu sama mantannya, terus lo ngambek!" teranf Bambang.
"Cemburu lo?" sindir Naca.
"Paijo aja bilang ke mantannya, kalau aku ini cuma teman. Terus kenapa aku harus cemburu, nggak ada jalurnya, kan seorang temen bisa cemburu?" ketusku.
"Emang brengsek tu si Paijo!" seru Naca.
"Mulut lo, Ca! Astaga!" Bambang langsung melirik gadis itu.
"Kenapa, salah? Itu orang harus dikasih pelajaran tahu enggak, kek mainin Melody nggak sih kesannya?!"