Yogo menatapku dalam, saat aku dan Bambang masuk ke dalam markas Roullete. Dia pasti sudah mendengarnya dari Bambang kalau aku mau bergabung dengan Roullete apa pun yang terjadi, dan dilihat dari tatapannya, aku tahu apa artinya itu, dia pasti tidak setuju.
Tapi, aku tidak peduli. Mau dia setuju atau tidak, aku tetap akan bergabung dengan Roullete, jika aku tidak bisa bergabung dengan Roullete, maka aku akan bergabung dengan timnya Bang Dudung saja.
"Gue mau ngomong," ucap Yogo sambil menarik pergelangan tanganku dan membawaku keluar.
"Sorry karena gue harus mengatakan ini. Tapi gue nggak bisa nerima lo, Mel!"
"Kenapa?" tanyaku bingung.
"Karena lo perempuan! Well, gue nggak segila itu buat nempatin lo dalam bahaya bersama kami! Its okay kalo lo mau bantu, tapi please, lo duduk aja di rumah, dan tunggu kita selesaikan semuanya!"
Sudah kuduga, Yogo tidak akan setuju.
"Aku bisa ngelindungin diri aku sendiri, kamu gak perlu khawatir."