Susi melangkah cepat memasuki ruangan Nyonya XX. Ia bermaksud untuk menyampaikan apa yang terjadi pada Alienski. Namun, hal yang tak terduga pun Susi dengar.
Sambil tersenyum tenang dan memandang ke arah lukisan di rumah danau, Nyonya XX berkata, "Itulah mengapa aku melarangmu menyuntikkan zat itu padanya!"
Susi masih saja terdiam. Ia sama sekali tak memahami maksud ucapan Nyonya XX.
Wanita itu sepertinya sadar akan kebingungan wajah Susi. Sehingga wanita itu pun mulai menceritakan rencana panjangnya yang baru terlaksana hari ini.
"Kau tau lukisan itu? itu adalah lukisan rumahku di masa kecil. Saat itu kami hanyalah keluarga miskin dan hidup mengharapkan dari kebun.Masa itu paceklik datang. Banyak dari perkebunan menjadi rusak dan gagal panen. Termasuk perkebunan kami. Semua orang menjerit. Tetapi beruntungnya kami yang masih memiliki tabungan uang dan tepung. Sehingga kami tak merasa takut jika tak makan."