Lita lantas mengambil alih. Ia melangkah mendekati Anamura dan berniat kembali menanyakan pemuda itu.
"Maukah kau berbagi cerita mengapa membuat mesin permainan itu?" tanya Lita. Nada suaranya yang lembut dan juga terkesan perduli, membuat Anamura merasa senang.
Awalnya Anamura merasa kesal akan sikap sombong yang Susi perlihatkan. Tetapi kini tidak lagi. Ia malah terkesan riang karena merasa usahanya dihargai.
"Aku senang membuatnya. Seperti ayah, aku juga ingin membuat sesuatu untuk banyak orang!"
"Tetapi bukannya permainan ini tak mudah digunakan. Kau tau, kami butuh waktu panjang untuk menggunakannya!"
"Apa kau bilang? Apa kalian bisa menggunakan mesin permainan itu!"
Lita pun terdiam dan ia sadar telah salah bicara. Matanya melirik ke arah Leo berharap pria itu mau membantunya.
"Bukankah kau bilang kau ingin mainan itu bisa digunakan banyak orang?" tanya Leo mengalihkan pembicaraan.