Bab 147: Tidurlah, Sayang!

Qiin memandang wajah Lascrea yang kala itu terlihat sangat pucat dengan tatapan yang sangat berbeda, seakan dia sudah bisa memastikan apa yang kala itu ada di dalam hati Lascrea.

Lascrea, benar-benar sudah tak ada pilihan lain lagi dia harus bagaimana kala itu? Satu-satu cara agar dia bisa hidup adalah itu, dia harus bersedia hidup sampai nantinya dia akan meninggal nantinya.

Perasaan yang sudah bertumpuk itu, perlahan pecah. Dia sudah tak bisa melakukan apapun lagi.

Dengan senyuman yang kala itu dia paksaan, dia kemudian memegang tangan Qiin dan mengatakan padanya bahwa kala itu dia baik-baik saja.

"Qiin, aku baik-baik saja, kau bisa memastikan, kan?" Qiin pun balik meremas tangan Lascrea kala itu, seakan dia sudah tahu apa yang ada di dalam pikiran Lascrea itu. Dia sangat tahu apa yang sudah dia rasakan sekarang ini. Dia sangat tahu bahwa dia sedang menderita dalam sakitnya kebohongan.