Unduh Aplikasi
3.7% Ustadz didin / Chapter 4: minggat

Bab 4: minggat

semenjak berdebat dengan bapak nya safe'i sudah tiga hari tak pulang pulang kerumahnya dia lebih memilih menghabiskan waktu nya di warnet depan tempat jahit nya yang dulu kemudian Basri menemui safe'i.

"kamu pulang kasian ibu sama ayah selalu memikirkan dan selalu bertanya tentang kamu terus" kata Basri

"aku tak mau kak dipojokkan terus sama ayah seolah olah akulah yang bertanggung jawab atas musibah yang kita alami belakangan ini jawab safe'i.

"jangan diambil hati kamu ingat kan apa kata dokter ayah tak boleh banyak pikiran penyakit nya bisa tambah parah kalau kamu tak pulang karena memikirkan anak , sebagai anak kamu apa salahnya mengalah sedikit jangan keras kepala gara gara kamu ayah bisa jadi tiada "kata Basri menasehati adiknya yang masih remaja itu.

"maksudku bukan begitu kak saya cuma mau ingin sedikit meringankan beban keluarga walaupun saya tidak bisa ngasih sama orang tua setidaknya tidak meminta sukur sukur bisa ngasih, saya diwarnet cuma ngilang jenuh saja" kata safe'i.

tiba tiba madi datang teman sepermainan safe'i dari kecil.tapi riwayat masa lalu nya tidak benar . kemudian Basri menghampiri madi.

"jangan takut bang saf beberapa hari ini tinggal bersama ku. safe'i bantu bantu kakak ku memarkir motor di pasar uang jajan dan makan selalu dikasih kata madi.

"tolong bantu aku kasih nasehat ya sama safe'i siapa tau dia lebih mendengar kan orang lain dari pada keluarga sendiri.suruh safe'i pulang dulu walaupun sebentar keluarga menuggu dirumah ucap Basri pada madu.

kemudian bas meninggal kan kedua nya safe'i cuma memandang kepergian bas sampai menghilang dari pandangan mata.

"assalamualaikum "kata safe'i .

malam itu ketika keluarga pak Sanan sudah selesai shalat dan makan malam.

safe'i langsung ke kemeja makan walaupun cuma berlantai tanah dan berdinding bambu

bagus juga kalau sudah disulap.

cuma meja makan dan kursi nya saja yang bisa diselamatkan oleh warga waktu kebakaran beberapa hari yang lalu kasurnya sudah habis tak bersisa.

tidur pun tak ada kamar hanya ruang polos dan terpal warna biru yang diturunkan ketika pak Sanan dan istri mau istirahat.

setelah safe'i makan dan sholat pak Sanan memanggil safe'i.

"duduk dulu bapak mau bicara "kata pak Sanan.

kemudian safe'i menurut perintah bapak nya.

kemudian nureka juga duduk disamping safe'i .

kemana kamu tak pulang apa kamu tersinggung sama ucapan bapak kecil sudah tau minggat bagaimana besarnya,kamu itu masih anak anak bapak umur segini kerjaan ketawa main sama teman temannya.SD saja belum tamat kamu sudah melawan sama kedua orang tua.kamu itu butuh arahan dan bimbingan dari orang tua agar tak salah jalan. ga ada anak seumuran kamu yang pikiran nya seperti orang punya anak dua.

"kita hidup itu ada masanya . kalau kita masih remaja kita nikmati masa remaja alami yang namanya masa pubertas masa cinta cinta an.

"ibu juga malu sama kakak nya madi kamu katanya mencuci baju sekolah dirumah madi.

tak boleh begitu nak seakrab akrab nya kita sama orang jangan sampai kamu membawa pakaian kamu" nasehat nureka.

"sebenarnya saya pulang mau pamit sama ayah dan ibuk saya mau merantau ke Jakarta sama teman madi. rencana nya besok kami mau berangkat saya mohon izin soal ongkos ayah dan ibu tak perlu khatir saya punya sedikit simpan kalau buat kejakarta cukup buat sekali jalan" kata safe'i.

sudah kamu pilkir masak memasak keputusan kamu itu ayah tak yakin kamu bisa hidup diluar sana . sepengetahuan ayah diantara anak anak ayah kamu lah yang paling lemah termasuk penyakit Sasak nafas yang kamu derita sudah paling parah kena debu sedikit kamu sudah sesak nafas dan setiap tidur siang bangun pasti kambuh,

mendingan kamu sama ayah walaupun lagi merintis kami bisa mengawasi kamu"kata pak sanan.

Bu ,yah "doakan saja yang terbaik buat saya kalau yang akan terjadi Sama saya jangan dipikirkan Allah yang menjaga kita kalau nyampang nasib buruk menimpa saya berarti itu sudah nasib "kata safe'i minta izin pada kedua orang tua nya.

ya sudah lah pak anak kita tekadnya sudah bulat pengen merantau toh sekolah tinggi Juga tak menjamin punya kehidupan bagus.

kadang cuma lulusan SD yang benasib baik bisa sukses yang penting anak kita bisa tulis baca kata nureka mendukung safe'i.

"sekarang terserah kamu bapak sebenarnya tak sampai hati melepaskan kamu pergi apa lagi SD saja belum tamat , karena kamu bonsor orang tak menyangka kamu masih pakai seragam putih merah.

cuma satu pesan bapak entah dimana kamu berada jangan mau di titipkan barang sama kamu" pesan pak Sanan.

"memang nya kenapa pak "kata safe'i

"dari jawaban kamu saja sudah ketahuan kamu masih polos sangsi aku melepaskan kamu merantau ucap pak Sanan.

tak mau tekadnya tergoyahkan safe'i mengambil beberapa potong baju dan memasukkan kedalam tasnya.

kemudian dia pamit sama kedua orang tua terutama bapak .

"jadi juga kamu berangkat saf" kata Basri memeluk adiknya.

"jaga ayah dan ibu ya kak jangan sampai kamu jauh jauh dari keduanya.aku titipmereka berdua kata safe'i.

"makin sepi saja rumah kita kata Basri.

"oh ya kak nahar mana Tanya safe'i.

dia diasuh sama pak Amin dan disekolahkan juga ucap Basri.

baru tiga hari aku tak disini nahar pergi saja aku tidak tak tahu.apalagi sekian tahun suara safe'i terhenti tangis nya sudah naik ke kerongkongan.

semoga jadi orang saudara kita satu itu diantaranya kita berempat naharlah yang paling encer otaknya.kirim salam Sama dia aku tak sempat kerumah pak Amin "kata safe'i

"kakak mau kemana "rengek Pendi.

kemudian safe'i mengendong dan menciumi adiknya itu dia tau itu ciuman terakhir pada Pendi.

"kakak tak kemana mana cuma mau pergi sebentar baik baik Sama ayah dan ibuk ya jangan nakal ini jajan buat kamu besok

Dede mau beli apa" tanya safe'i pada adeknya.

"eskrim kak "kata Pendi merakul erat pundak kakak nya itu sebenarnya safe'i tak tega meninggalkannya keluarga dalam keadaan begini cuma ini jalan terbaik.

tiba tiba Air mata nya jatuh membasahi punggung Pendi.

"kakak sedih ya "kata Pendi sambil menyeka air mata kakak nya.

pak Sanan tak tega berpisah sama safe'i makanya dia pergi kebelakang menangis sejadi jadinya.

"sudah dek ayok ikut Abang yok jajan barulah Pendi mau pindah kegendong bas setelah dibujuk.

"ayah mana buk aku mau pamit temanku sudah menunggu kata safe'i.

"kamu seperti tak tau sifat bapak mu saja kalau dia sedih pasti lari kebelakang ucapan nureka.

"ya sudah saya berangkat dulu bilang sama ayah saya pamit Kata safe'i pada ibunya.

baru mau naik keatas motor madi nureka mengejar

"ini ongkos buat kamu , ini dari ayah disuruh ibu disuruh memberikan kata nureka.

tangis yang tadi berusaha ditahan safe'i pecah kedua anak dan ibu itu saling tangisan.

kemudian

" ayo kelamaan mobil kelapa yang kejakarta keburukan berangkat kata madi.

sesampai didepan warnet.

" ini yang namanya safe'i ,aku Ronal" kata nya mengulurkan tangannya.

safe'i juga kaget kok teman madi tidak sesuai yang diharapkan.

pakai tatonya sampai ke mana sampai kemuka muka gelagat nya mencuri ga kan Tapi safe'i mencoba berpikir a positif saja.

"ayo kita kerumah uni baya dulu jam segini dia masih bonkar muat kelapa" ucap madi.


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C4
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk