"Kalau kamu ingin meminta maaf, tentu saja kamu harus melakukannya dengan tulus. Setidaknya, kamu harusnya menuangkan teh itu untukku dan memberikannya kepadaku."
Senyum penuh kepercayaan diri tersungging di wajah Laras.
Beberapa sekretaris lainnya memandang Laras dengan terkejut. Selama bekerja dengan Laras, mereka tidak pernah melihat Laras mempermalukan orang lain seperti ini.
Di mata mereka, Laras, yang merupakan atasan mereka, adalah atasan yang sangat baik.
Kemampuannya dalam bekerja sangat luar biasa dan ia selalu bersikap profesional dalam keadaan apa pun. Ia juga cantik dan baik hati, mau membantu mereka kalau mereka kesulitan melakukan pekerjaan mereka.
Laras yang mereka kenal adalah Laras yang seperti itu.
Oleh karena itu, dalam sekejap, mereka semua mencapai sebuah kesepakatan. Sepertinya wanita di hadapan mereka ini terlalu menyebalkan sehingga membuat Laras marah. Tidak mungkin Laras bersikap seperti ini tanpa alasan.