Aku terkejut saat Amalia De Hoogen kembali datang ke perkebunanku. Kini wajahnya begitu berbeda dari sebelumnya. Ia terlihat lebih cantik dengan bibirnya yang memerah. Kedatangannya ke perkebunanku bukan untuk menawari tanaman jagung dan sawi lagi, kali ini ia ingin membeli beberapa hasil perkebunanku dan memberikannya kepada sang Papa yang sangat menyukai kopi hitam. Tentu saja aku menyambut kedatangannya dengan sangat ramah.
Ia membeli cukup banyak buah kopi yang sudah dipanen dan membayarnya hari ini juga. Lalu ia meminta para pekerjanya yang ikut untuk segera membawa beberapa kantung besar berisikan buah kopi.
"Terima kasih, Tuan Devries. Ku harap kita masih bisa bekerja sama lagi," katanya.
Ku anggukkan kepalaku lalu membalas, "Tentu saja, Nyonya Hoogen. Dengan senang hati perkebunan saya terbuka untuk Nyonya."