Di hari keduaku sekolah, aku memberanikan diri untuk mendekati dua pribumi di kelasku. Perlahan aku menghampiri mereka yang tengah duduk, ku lihat mereka menatapku dengan tatapan yang cukup tajam. Aku takut, namun aku harus berani melakukannya agar bisa berteman dengan mereka.
"Halo. Bolehkah aku berkenalan dengan kalian?" kataku setelah aku berdiri di hadapan mereka. Mereka memandang satu sama lain, lalu salah satu dari mereka berdiri.
"Untuk apa kau ingin berkenalan dengan kami?" Anak lelaki itu bertanya kepadaku dengan ketus.
"Aku hanya ingin berteman dengan kalian. Apakah tidak boleh?"
"Kenapa kau tidak berteman saja dengan yang lain? Kau dan mereka kan sama saja, sama-sama berasal dari bangsa penjajah," celanya. Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya itu.