"Nona tuan memanggil anda," salah satu penjaga menahan pergelangan tangan Arista.
"Minggir!!! aku tidak ada lagi urusan dengan tuan 'mu." Arista mendorong pria di depannya dan masuk kedalam taksi yang masih menunggunya, beruntung dirinya meminta pada sopir untuk menunggunya.
"Kemana nona?" tanya sopir taksi.
"Kemana saja yang terpenting jauh dari kota ini." sahutnya sang sopir mengikuti perintah Arista.
"Tuhan takdir apa yang engkau garis 'kan untukku? kenapa seperti ini, dia ayah biologis tapi dengan sengaja dia menutupinya dariku, agar aku tidak tahu jika dia adalah orang yang harus bertanggung jawab atas kehidupanku, kenap hidupku seperti ini Tuhan?" tangis Arista pecah, membuat sang sopir kebingungan.
"Nona, kenapa menangis? tolong berhentilah jangan membuat saya menjadi tersangka, bagaimana kalau orang lain melihat anda menangis di dalam taksi saya, mereka akan menuduh saya yang tidak-tidak." kata sopir taksi panik melihat Arista tidak hentinya menangis.