"Ini mengenai, wanita yang kamu selidiki." Arion mengerutkan keningnya saat pertanyaan yang dilontarkan oleh wanita yang telah melahirkannya.
"Kenapa diam, nak?"
"Mama, apa yang Mama tahu tentang wanita yang tengah aku selidiki?"
Riana tersenyum lembut, mendengar perkataan putra tunggalnya.
"Kemari, Mama tidak percaya anak Mama sudah sedewasa ini, bahkan sudah bisa mencari wanita yang dikira dia adalah kekasih lamanya."
"Mama, apaan sih."
Wajah Arion merona saat sang ibu menggodanya.
"Sekarang, bisa kamu ceritakan pada Mama, siapa wanita itu? jangan katakan jika wanita itu Harini wakil direktur di cabang perusahaan milik Justin?"
"Bagaimana, Mama tahu itu?"
"Mama tahu semuanya, sayang."
"Ya, sudah jika kamu tidak ingin mengatakannya pada Mama sekarang, pergilah hati-hati jangan abaikan kesehatanmu."
"Terima kasih Mama."
Arion mengecup pipi sang Mama sebelum meninggalkan kediamannya.
"Apa, kamu berhasil menanyakan siapa wanita itu?"