Kami pun menuju ke mobil dengan dikendarai oleh Mas Syarif, sedangkan ustadz Ali dengan motornya. Kayla masih terdiam dan menangis. Siapa yang menyangka akan seperti ini? "Gus dan Ning istirahat saja di pesantren. Gus masih terluka, biar mas sama kang Ali yang kembali kesana untuk mencari Kiara," jelas mas Syarif pada kami.
Namun kulihat Kayla terdiam dan merunduk malu. "Sayang, tenangkan dirimu. Mas takkan marah padamu. Mas akan selalu mencintaimu." Namun ia hanya terdiam dan seperti orang trauma. Aku pun menyandarkan kepalanya ke bahuku.
Setelah sampai ke pesantren. Aku pun mengajaknya ke kamar kami. "Jangan mas!!! Aku tak mau kesana." Astaghfirullah, dia trauma dengan tempat tidur. "Sayang, ini kamar kita, kamar Omar juga. Kita masuk ya? Sama mas." Satu dua langkah ia berontak dan tak ingin masuk kamar itu.