Unduh Aplikasi
87.09% Dewa Pencuri / Chapter 54: 54. Tertipu Lagi

Bab 54: 54. Tertipu Lagi

"Chen?" Yuan Chen yang selama ini menggunakan nama Ye Shang sama sekali tidak menyangka jika di cincin nya ada tulisan nama dirinya. Selama ini dia tidak memperhatikan. Dia bermaksud meminjam kaca pembesar milik Sing Poa tapi di urungkan nya karena seseorang memanggil namanya.

"Adik Ye kemari sebentar." Suara Youmei memanggil.

"Aku tinggal sebentar." Ye Shang menaruh cincin nya ke jarinya lalu berdiri keluar dari bangkunya.

Rencananya dia akan kembali dan menanyakan tulisan yang ada di cincinnya itu setelah menemui Youmei.

Dia berjalan ke arah Youmei yang masih asik berbicara dengan Han Song dan Fang Jie. Sesekali Han Song juga melihat ke arah nya.

Ye Shang tidak mengerti mengapa Han Song sering memperhatikannya. Pandangan itu membuat dirinya tidak nyaman. Semoga saja pandangan itu bukanlah pandangan permusuhan tetapi lebih ke arah kekaguman.

"Yah... Ada apa kak?" Ucapnya ketika berada di samping Youmei.

"Tidak ada apa apa. Ayu duduk di sebelahku."

"Kakak tadi memanggil seperti terdengar membutuhkan sesuatu."

"Tidak. Aku tidak memanggilmu."

"Dua kali kakak memanggilku."

"Aku sama sekali tidak pernah memanggilmu. Kulihat kau sangat serius dengan Tuan Sing Poa jadi aku tidak ingin mengganggumu "

Aneh. Ye Shang sangat yakin mendengar suara Youmei. Dia membalikkan pandangannya ke arah Sing Poa tapi pria tua itu sudah tidak ada di tempatnya. Di mejanya hanya tertinggal guci arak. Dia mulai menyorot di setiap sudut ruangan kedai itu tapi sama sekali tidak ada batang hidungnya. Segera dia melihat ke arah cincinnya.

"Astaga..." Dia baru menyadari kalau di jarinya bukanlah cincin miliknya.

Bodoh sekali, masakan tidak bisa merasakan perbedaannya. Hati Ye Shang merutuk dirinya sendiri. Meskipun terlihat mirip tapi berat dan lingkarnya berbeda. Cincin ini lebih ringan dan lingkarannya lebih besar.

Seharusnya dia dengan mudah tahu kalau cincin ini adalah palsu, tapi karena pengalihan dari Youmei membuat dirinya kurang fokus.

Kurang ajar. Ini sudah direncanakan sejak awal. Ye Shang menyadari kalau dirinya sedang dipermainkan.

Sudah di katakan sebelumnya kalau Sing Poa memiliki kemampuan mengirimkan suara termasuk suara perut. Juga mengubah suara. Ini seperti permainan wayang menggunakan boneka yang memiliki berbagai suara seperti ventriloquist.

Panggilan Youmei yang pertama adalah pengalihan Sing Poa menukar cincinnya. Panggilan ke dua adalah gangguan agar tidak menyadari kalau cincinnya sudah di ganti.

Sungguh cerdik dan licik. Penipu yang ahli.

"Ada apa Dik?" Youmei sedikit curiga melihat mimik Ye Shang.

"Tidak... Tidak ada apa apa... Maaf semuanya. Aku ada sedikit urusan." Ye Shang hendak meninggalkan tempat itu.

"Sing Poa lompat keluar menuju arah ke sana." Han Song seperti menyadari kesulitan yang di hadapi Ye Shang.

"Kau... Kau tahu sesuatu Tuan Han Song.?"

"Aku melihat dia menukar cincinmu." Jawab pria tampan itu dengan santay sambil menenggak minumannya.

Ye Shang menjadi kesal dan meninggalkan tempat itu. Han Song bisa saja memberitahukannya sejak awal tapi dengan sengaja mendiamkannya. Kini dia harus mengejar orang tua licik itu. Sesuai petunjuk Han Song, dia pun berlari ke arah kaburnya Sing Poa.

Apakah sebenarnya dengan pria bernama Han Song ini. Kelihatan dia tau sesuatu tapi sengaja menyulitkan dirinya. Ye Shang dapat memikirkan lebih jauh karena perhatiannya lebih tertuju ke arah larinya Pak Tua penipu itu.

Di jalan Ye Shang menanyakan kepada orang orang yang ada di jalan dengan menyebutkan ciri ciri Sing Poa. Beberapa orang yang melihatnya bisa mengenalinya karena Sing Poa berlari begitu tergesa gesa, bahkan menabrak dagangan milik seseorang. Mereka menunjuk arah larinya Sing Poa.

Kembali Ye Shang melihat keganjilan dari peri laku Sing Poa. Sudah jelas dia memiliki ilmu yang tidak kecil. paling tidak setara dengan peringkat Alam. Tapi mengapa dia bisa berlari seperti orang tidak berilmu dan menabrak beberapa orang. Sepertinya Pak Tua itu sengaja memberi tanda agar Ye Shang dapat mengikutinya.

Apapun rencana Penipu Tua itu, Ye Shang ridak perduli. Dia terus mengejarnya sampai keluar dari kota Yaopin menuju ke arah hutan. Sesuai dengan petunjuk yang telah di tinggalkan kepada orang orang yang di dalam kota. Ketika dia merasa tidak ada orang yang melihat, Sesekali Ye Shang menggunakan langkah Dewa untuk berlari ataupun untuk melompat ke tempat yang lebih tinggi agar dapat melihat larinya orang tua itu.

Sampai suatu ketika dari atas pohon, Ye Shang dapat melihat punggung Sing Poa dari jarak jauh. Walaupun sudah tahu untuk tidak menggunakan langkah dewa sesering mungkin karena dapat menyebabkan kehabisan tenaga, namun Ye Shang tidak memperdulikannya karena sangking gemasnya mengejar buruannya.

Akhirnya jarak antara mereka dapat di perpendek. Ye Shang segera menggunakan lompatannya untuk menerjang.

Sing Poa yang menyadari adanya hawa membunuh langsung berbalik badan siap untuk menghadang lawan. Sing Poa dapat melihat wajah kemarahan Ye Shang yang semakin dekat mengejar. Tapi justru Sing Poa hanya tersenyum seperti senang melihat kedatangan orang yang akan menerjangnya.

Ketika jarak mereka sekitar lima belas meter, tiba tiba lingkaran cahaya merah muda muncul dari tanah tepat di bawah Ye Shang. Seperti gunung meletus, cahaya di bawah tanah itu menyemburkan sinar menyerang Ye Shang.

"Array Jebakan." Ye Shang menyadari keteledorannya. Seharusnya dia dapat melihat jebakan itu hanya dengan memusatkan energi ke matanya.

Tapi sudah terlambat. Ye Shang terlempar ke arah depan. Hanya saja lemparan ke depan juga sudah ada Array jebakan lainnya. Dari tanah yang muncul lingkaran cahaya baru muncul rantai cahaya yang mengikat tubuh Ye Shang. Di kedua kaki, kedua tangan dan di pinggangnya. Rantai cahaya itu mengikat sangat kuat.

Dengan merasakan belenggu yang ada di dirinya, Ye Shang dapat menyadari kalau pemilik Array ini berada di tingkat langit.

"Ternyata selama ini kau menyembunyikan kekuatanmu yang berada di peringkat langit." Ye Shang mengucapkannya sambil menggoyang goyang rantai pemadatan jiwa yang membelenggu nya.

"Tuan Ye Shang. Anda juga pandai menyembunyikan kemampuan. Tidak ada orang di peringkat bumi bisa mengejar saya sampai sejauh ini. Lompatan dan Larimu seakan mengatakan kalau kau bukan peringkat Bumi."

"Bagaimana kau bisa melihatku?" Ye Shang sama sekali tidak menyangka ada orang lain yang melihat gerakannya. Padahal dia sangat yakin kalau tidak ada yang melihat dirinya.

"Untuk melihatmu aku menggunakan ini." Sing Poa mengeluarkan sebuah alat berbentuk teropong yang panjangnya 30cm. Ini berbeda dengan alat yang di gunakan saat melihat cincinnya. "Kami menyebut alat ini dengan sebutan Pelihat Jarak Jauh."

"Pantas saja. Entah ada berapa alat dalam tubuhmu, aku tidak perduli. Aku tahu kau memperlambat larimu. Sebenarnya apa yang kau cari dariku. Cincin ku juga tidak ada gunanya bagimu."

Cincin milik Ye Shang hanyalah Ye Shang sendiri yang dapat membuka nya karena terdapat Segel di cincin itu. Jadi tidak akan berguna bagi orang lain.

"Sebenarnya tidak ada yang kuinginkan darimu. Hanya aku mau mengajakmu bergabung denganku dalam mencari harta Karun."

"Aku tidak tertarik." Tolak Ye Shang.

"Berapa harus ku bayar untuk mendapatkan Batu Baja Emas Hitam itu?"

"Tidak ku jual."

"Terserah. Kalau kau ingin cincin ini ku kembalikan maka kau harus memberikan bahan mentah itu kepadaku." Sing Poa memainkan cincin itu diatas jemarinya. "Jika tidak maka ada rombongan Tiga Harimau di belakang yang akan membunuhmu. Pikirkan baik baik."


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C54
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk