Mata Kapten itu juga cukup tajam. Dia dapat melihat jarum yang tersembunyi di balik jari tangannya.
Jarum jarum itu menempel pada telapak jari nya. Itu bukan karena ada Magnit atau lem tapi itu merupakan bagian dari Skill [Jemari Ye Shang] yang dapat membuat benda kecil dan ringan menempel pada telapaknya. Kemudian jarum itu menghilang disimpannya kembali. Itulah jarum yang hendak di gunakan untuk membunuh Puteri dan dua bodyguard Xing Xie.
"Bodoh... Bodoh... Mengapa aku tidak bisa bersikap biasa." Chen mulai menyalahkan dirinya sendiri yang seperti seorang pengecut.
"Semoga aku tidak bertemu mereka lagi."
Kini dikeluarkan dari balik bajunya dua buah token dengan lambang kerajaan Zhu. Dua benda ini diambil dari prajurit yang memprovokasi nya ketika pundak mereka saling beradu.
Kedua token itu dihancurkan ditangannya lalu di lemparkan ke tempat sampah.
"Hari ini korbannya tidak memiliki barang berharga. Hanya token sampah." Kesalnya dalam hati.
Rumah Pelelangan berjarak 20 menit berjalan kaki orang biasa dari kedai. Dipercepat langkahnya agar bisa lebih cepat Sampai.
Rumah Lelang memiliki area yang luas. Gedungnya juga menjulang tinggi dan besar. Wajar saja karena di dalamnya dapat menampung 500 orang. Tempat ini dijaga oleh beberapa penjaga keamanan yang merupakan ahli bela diri. Rumah Lelang cukup terkenal meskipun tidak berada di kota besar ataupun kota kerajaan.
Beberapa hari lagi pelelangan akan di buka tapi sekarang saja sudah banyak orang datang dari luar kota untuk berpartisipasi dalam pelelangan.
Didepan rumah lelang terdapat lapangan yang sangat luas, juga sudah banyak orang berlalu lalang hanya sekedar melihat rumah itu dari dekat. Biasanya orang yang melihat lihat adalah orang dari luar kota.
Demikian juga penjual dadakan mulai bermunculan didepan rumah lelang yang berjejer di lapangan luas itu. Banyak yang mengatakan kalau barang yang dijual adalah barang langka. Namun tidak sedikit orang yang tertipu oleh barang palsu. Jadi orang yang lebih bijak tidak terlalu tertarik dengan lelang di pinggir jalan.
"Artefak langka dapat menaikan peringkat seseorang. Silahkan dibeli, dijual sangat murah.." Seorang penjaja pinggiran menawarkan barang.
"Pil pembangkit Jiwa dengan kemurnian 80%, silahkan dilihat lihat." Oceh penjual lainnya.
"Keramik keramik... Disini ada keramik ribuan tahun. Mari.. mari..."
Chen melewati para pedagang pinggiran. Suara para penjual itu sangat berisik sekali. Dia tidak tertarik dengan barang barang yang dijual disana.
Kemudian langkahnya berhenti di depan gerbang rumah lelang. Ada Enam orang pengawal menghadangnya.
"Cepat menyingkir. Kalau tidak aku akan mencelakaimu." Penjaga gerbang mengancamnya dengan tombak.
"Aku hanya ingin bertemu dengan Manager sebentar. Tolong panggilkan dia." Chen mendesak.
"Penampilan mu saja tidak seperti seorang bangsawan. Kau tidak layak menemui Manager."
"Aku hanya ingin menawarkan barang berharga untuk di lelang."
"Perlihatkan barangnya baru akan ku pertimbangkan."
"Tidak mungkin. Kau tidak akan mengerti dengan barang yang akan ku tawarkan."
"Dasar orang bodoh. Kau pikir bisa membodohiku." Pengawal memajukan tombaknya. "Jual saja barangmu kepada pasar di pinggiran itu."
Maksud dari penjaga itu adalah pedagang kaki lima yang muncul dadakan yang hanya ada pada saat rumah lelang hendak mengadakan lelang.
Seseorang mendekati Chen yang sedang berbicara dengan petugas penjaga gerbang.
"Tuan. Kau tidak akan menggerakkan hati para penjaga itu jika tidak memperlihatkan barang yang akan kau jual. Itu adalah peraturan lelang di tempat ini." Ucap Seseorang pedagang pria muda.
"Apa maksudmu.?" Chen menoleh kepada pria muda bermuka pucat
"Aku menjual beberapa bahan obat obatan dan tumbuhan langka. Diantara dagangan ku ini ada tiga bahan yang sangat langka. Kau dapat membeli salah satu nya untuk kemudian di tunjukkan kepada Petugas itu. Maka pasti petugas itu akan mempersilahkan dirimu masuk kedalam dan menemui manajer. Jadi jika kau tidak ingin barang bagusmu diperlihatkan orang lain maka itu adalah satu satu nya cara " Pedagang itu menunjuk lapaknya yang jauhnya hanya 10 meter dari tempat mereka berdiri.
Memang benar, Chen memiliki beberapa barang bagus tapi semua itu tidak layak di tunjukkan ke prajurit rendahan. Rumah Pelelangan ini memang besar tapi tidak sebesar di beberapa pusat kota. Dan juga dia tidak mau barang barang warisan Ye Shang di lelang hanya karena Bunga Teratai Naga.
Ide sang pedagang ini juga brilian. Kalau memang dagangannya asli pasti dia mendapat ijin dari penjaga gerbang.
Chen menoleh kepada pedagang itu. Wajahnya cukup tampan dengan kumis tipis. Sepertinya pedagang ini cukup pintar dan licik. Tubuhnya juga berbau aroma Cendana. Sebaiknya harus lebih hati hati karena pedagang ini cukup mencurigakan.
"Coba kulihat barang yang kau tawarkan."
Mereka berdua berjalan menuju lapak si pedagang
"Silahkan Tuan." Si Pedagang tersenyum. "Ini tiga bahan langka yang kumaksudkan."
Chen mendekati barang dagangan itu. Ada tiga bahan pengobatan dan pembuatan pil disana. Memang ke tiga barang itu dapat di kategorikan barang bagus.
"Saya menjamin ke aslian ketiga barang ini. Akar Rambosia, Lidah Macan Kumbang dan Biji Buah Darupala. Semuanya barang asli."
Semuanya memang asli tapi dia tidak tertarik dengan ketiga barang itu. Semua itu hanya untuk pembuatan pil tingkat satu dan dua.
Arah mata Chen justru melihat barang yang di belakang tergabung dengan item dari Beast Spirit.
"Aku mau yang itu." Chen menunjuk.
"Yang ini?"
"Bukan yang di sebelahnya. Ekor kura kura Turtura."
Chen tidak menyangka bisa menemukan barang yang sangat bagus di kaki lima. Kura kura Turtura adalah mahkluk Beast Spirit tingkat 4. Semakin tua beast spirit itu maka akan semakin bagus nilainya. Apalagi Kura kura dewasa hidup lebih 5000 tahun. Maka dari semua barang yang dijual, hanya barang itu paling berharga.
"Hahahaha .. Sudah kuduga. Penampilan bukanlah pribadi yang sesungguhnya. Kelihatan Tuan ini sangat sederhana tapi memiliki pengetahuan bahan racik yang luar biasa. Hanya peracik tingkat tiga ke atas yang tahu tentang Kura kura Turtura."
"Berapa akan kau jual.?"
"200.000 Duan tidak kurang. Kau dapat melelang mencapai harga 300.000 Duan. Ini tidak rugi untuk Tuan."
"Itu bukan lah kura kura dewasa. Kenapa sangat mahal? 100.000 Duan saja."
"Tidak bisa Tuan. Ini memang belum dewasa. Itu sebabnya aku jual murah. Seandainya yang dewasa tidak mungkin ku jual seharga itu."
Chen berpikir sejenak. Pedagang ini memang tidak sedang menipunya. Harga yang ditawarkan juga wajar untuk barang bagus. Bahkan cenderung agak murah. Tidak di ragukan lagi ke asliannya. Hanya saja mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk lewat gerbang penjagaan akan sangat di sayangkan. Terlebih lagi dia masih membutuhkan Uang banyak untuk menebus Bunga Teratai Naga.
"Baik. Sepertinya memang aku harus membeli." Chen mengeluarkan Dompet beludru milik Bho Peng.
"Siapa yang menyangka, Pakaian sederhana tapi memiliki dompet yang mahal. Dari awal sudah kuduga kalau Tuan bukan orang biasa. Past barangi yang akan dilelang oleh Tuan merupakan barang yang sangat berharga."
Pedagang itu mengambil sebuah kotak kayu kecil lalu meletakkan dibtelapak tangannya yang berada di tengah meja. Kemudian ekor kura kura itu di dalamnya. Sebelum di bungkus dia mengambil penutup kayu untuk menutup kotak itu.
"Tuan. Manager Rumah Lelang ini bernama Hong Youmei. Dari keluarga kaya Hong." Ucap si penjual.
"Apakah dia seorang wanita?"
"Benar. Kamar kerjanya terletak diatas para penjaga itu. Jadi kedatangan Tuan tadi pasti sudah dilihat olehnya."
Chen menengok ke jendela kamar yang di tunjuk oleh pedagang itu.
"Jadi apa yang kukatakan kepada Penjaga tadi sudah di dengar oleh Manager yah?"
"Benar." Pedagang itu menutup kotak lalu membungkus.
"Tidak usah di bungkus. Aku langsung perlihatkan kepada penjaga itu."
Setelah membayar, Chen langsung menghampiri para penjaga. Kini dia melangkah dengan penuh percaya diri. Matanya terus menatap jendela Si Manajer Rumah Lelang.
"Mengapa kau kembali lagi?" Petugas itu membentak.
"Aku membawa barang yang akan ku lelang." Dengan senang Chen menunjukkan kotak kayunya.
"Buka kotaknya."
Chen membuka kotaknya. Tapi kotaknya dalam bentuk terbalik jadi tidak terlihat ruang dari kotak itu. Ternyata pedagang itu telah membalik kotaknya sehingga Ekor kura kura itu terjatuh di atas meja yang tertutup kain. Jadi kotak itu tidak terisi sama sekali.
"Bodohnya aku." Chen menyadari kalau dirinya habis di tipu.