"Apa kau tidak pernah pulang atau berkunjung?" Aku penasaran, apakah para pelayan juga tidak diizinkan pulang seperti para pengawal dan prajurit, dan jawabannya adalah 'iya'.
"Sejak dibawa kesini, aku sekalipun belum pernah keluar" dia terlihat begitu sedih, tapi kemudian ekspresinya tiba-tiba berubah. "Jika aku pulang pun, aku juga akan bingung kemana?," katanya kemudian.
"Maksudnya?" jujur, aku sangat penasaran. Mungkin karena aku sangat ingin mengabdi untuk Azalea, jadi ingin mengumpulkan informasi yang banyak.
Ane menatapku sejenak, dan aku melihat ada sebersit kesedihan di matanya. "Saudaraku sudah tidak ada, begitu juga dengan orangtuaku."
"Satu pun?," tanyaku memastikan.
"Em, aku tinggal di wilayah konflik. Alasanku kesini juga, karena tidak ada lagi tempat yang bisa aku datangi" aku tahu itu berat, tapi menilik ekspresinya ketika berbicara, sepertinya dia sudah cukup baik untuk melewati semua itu.
Aku menatapnya iba. "Bagaimana caramu bertemu Azalea?."