Bab 173: Perintah dan Permintaan

Kopi menjadi favoritku hari ini, aku mengamati toples kaca berisi kuncup teh putih yang Winnter berikan, yang hanya berkurang sedikit. Kopi membuatku terjaga, karena dengan tidak tidur, itu tidak akan membuatku bermimpi buruk. Menyibukkan diri dengan semua tugas, juga membantuku melupakan semua masalahku.

"Maaf, kami datang terlambat" aku mendengar suara para Manji begitu dekat. Saat aku berbalik, aku melihat mereka sedang berdiri disampingku.

"Duduklah!" aku memberi isyarat pada mereka untuk duduk di kursi kosong yang ada di sebelahku. "Tidak apa-apa, tenang saja," ucapku masih sambil menyelesaikan tugas rekap nilaiku.

"Kami belum bisa mendapat informasi lebih banyak mengenai makhluk itu, dia sangat cepat," suara mereka terdengar menyesal.