Baru beberapa hari mereka meninggalkan ku, tapi semuanya benar-benar terasa sangat sepi. Lampu-lampu di jalan kini sudah boleh dinyalakan, suasana malam hari di tempatku tinggal perlahan mulai ramai kembali. Aku merasa senang melihat mereka, saat orang-orang mulai bisa hidup dengan normal lagi tanpa rasa takut.
"Haii!!"
Aku mengenal suara yang mengagetkanku itu. "Apa?!" aku segera berbalik, rasanya mendengar suaranya saja sangat kesal apalagi harus berbicara dengannya.
"Aku tidak melihat dua bocah yang tinggal di tempatmu?" dia berkata tanpa melihatku, sambil makan jajanan di kedua tangannya. "Rumahmu sepi lagi seperti pemakaman," ledeknya.