Unduh Aplikasi
29.41% Kamulah Rumahku, Mr Min / Chapter 5: 04. Masalah Pertama

Bab 5: 04. Masalah Pertama

'Tujuanmu dan tujuanku berbeda, namun kita sedang berbagi atap. Sebab itu pula kita berbagi masalah.'

Sulit bagi Yoongi untuk menerima peristiwa yang baru saja terjadi. Tubuhnya bereaksi sama seperti kala itu. Mengulang memori setengah dasawarsa lalu sebelum badai merombak hidupnya yang kedua kali. Setelah tak sengaja bibirnya menyentuh kening wanita itu, peluh di tubuhnya bermunculan seolah ia habis lari keliling lapangan. Diikuti napas yang sedikit berat.

Jang Mi pun sedikit terlambat untuk menghindar alhasil menyisakan keheningan antara mereka. Yoongi berniat untuk mengatakan sesuatu tadinya, tapi ini diluar dugaan. Suasana diantara mereka lebih canggung dari sebelumnya.

"Aku tak sengaja," ucap lelaki itu cepat. Kemudian memasuki kamarnya disusul oleh Jang Mi.

"Apa itu tadi?" bisik gadis itu terkejut.

...

Angkasa telah berganti warna sedang Yoongi masih bergulat dengan pikirannya. Lelaki itu masih berada di ruang kerjanya sejak ia berdiskusi dua jam lalu dengan Jang Mi yang kini sudah terlelap kembali di sofa ruang tamu.

Tanpa permisi, insiden didepan kamarnya tadi muncul di otaknya. Yoongi melanggar salah satu syarat.

'Aturan kedua, tidak boleh ada kontak fisik antara kedua belah pihak. Jika dilanggar, pihak yang merasa dirugikan berhak meminta apapun yang ia inginkan termasuk merubah peraturan.'

Konyol, pikirnya. Tangannya sendiri yang mengetik kalimat itu, dirinya juga yang melanggar.

...

Minggu ke-2 baru dimulai, Jang Mi dan Yoongi telah memulai misi mereka. Hari - hari berlalu begitu saja dikarenakan kesibukan masing - masing.

Kabar baiknya, Yoongi bergerak cukup cepat. Kini bisnis perhiasan yang dijalankannya berhasil menyentuh perusahaan Jang Mi. Ia akan mulai rapat pertamanya untuk membicarakan masalah kontrak kerja senin besok.

Pagi ini seperti biasa Jang Mi memasak sarapan sederhana dari bahan yang ia dapat di kulkas, lalu menyajikannya dalam dua piring. Ia baru saja hendak menyuap sendok nasinya kemulut ketika pria itu muncul dihadapannya dengan badan segar dan rambut setengah basah. Tak perlu ditanya apa yang habis dilakukannya sebab masih ada handuk kecil bertengger di leher Yoongi. Alangkah manusiawinya pria itu sekarang.

"Aku menyisakan sepiring untukmu," ujar Jang Mi.

Yoongi duduk berhadapan dengannya lantas menyantap sarapan miliknya tanpa bicara apapun.

Setelahnya, Jang Mi langsung mencuci piring sementara Yoongi memandanginya dari belakang. Tubuhnya bersandar pada counter dapur tempat mereka makan.

"Kau mau dengar perkembangan mengenai perusahaanmu?" tawar lelaki itu.

"Boleh. Jadi, bagaimana?" jawab Jang Mi yang kemudian berdiri disamping Yoongi.

Tubuh itu bergidik ketika Jang Mi bahkan hanya berdiri didekatnya. Kulit mereka tidak bersentuhan pun Yoongi sudah dapat merasakan peluhnya dipunggung. Namun pria itu mencoba bertahan.

...

Manusia selalu punya cela. Tak peduli terlihat baik dari luar, pun sebaliknya. Tak melulu langit itu gelap dan suram. Sama halnya dengan Min Yoongi yang tak selamanya kelam.

Sebuah foto nampak terpajang terbalik di ruang kerja milik Min Yoongi. Ada gambar dirinya dan seorang wanita nampak tersenyum di pantai. Di sebelah meja kerja, terdapat papan putih besar dengan banyak tempelan sticky notes. Tempat ini, ruang kerjanya, tak mudah ditemukan sebab lokasinya tersembunyi didalam kamarnya. Bila tidak mengetahui tombol pintu rahasianya, mustahil untuk masuk.

Ada banyak cerita pahit dibalik potret yang dipajang terbalik itu, tepatnya lima tahun silam. Gadis bermarga Ahn itu mungkin tak percaya bahwa seorang Min Yoongi yang dingin dan menakutkan memiliki senyum manis seperti yang terlihat di foto tersebut.

...

Pembangunan rumah di Hong Do sudah mencapai 85%. Anak buah Mr Min sama cakap seperti dirinya. Lebih dari tiga minggu aku tinggal seatap dengannya, aku sudah belajar banyak hal yang berkaitan dengan perusahaannya. Juga masih dalam tahap penyelidikan kejanggalan dalam kantor pusat AHN company milik ayah.

Belakangan ini Mr Min tidak berbicara sama sekali. Terakhir kali saat kami sarapan bersama didapur seminggu lalu. Mungkin ia terlalu lelah. Orang itu bahkan pernah tiba dirumah pukul dua pagi. Aku tak tahu apa saja yang dikerjakannya hingga selarut itu.

Merenggangkan tangan, aku mencoba mengusir pegal. Jam diruang tamu menunjukkan pukul sepuluh malam. Tak lama seseorang membuka pintu. Ia datang dengan wajah kusut itu lagi. Air hangat pasti bagus sekali untuk tubuh lelahnya itu. Lantas pergi ke kamar mandi atas, aku sengaja mengatur air di bath up untuk Mr Min. Jangan tanyakan mengapa, anggap saja bentuk terima kasihku sebagai partner hidup sementara.

Kembali ke ruang tamu, sudah ada seseorang yang berbincang dengannya. Seingatku dia tangan kanannya Mr Min.

'Min Suga, sampai kapan kau sembunyi? Kau pikir aku tak tahu? Tunggu saja disana.'

Sebuah pesan suara tertangkap oleh telingaku. Asalnya dari ponsel milik anak buah Mr Min. Ia berkata bahwa pesan itu baru saja diterimanya beberapa menit lalu.

"Bereskan semuanya!"

Raut wajah itu terlihat panik. Apa ini keadaan genting?

"Apa ada masalah?" tanyaku.

"Ya, kita harus pergi dari sini."

Jawaban yang kudapat malah sebuah perintah. Sepertinya ini hal yang sangat serius.

"Padahal aku sudah menyiapkan air hangat di kamar mandi atas," gumamku.

"Apa?"

Duh, suaraku terlalu keras nampaknya. Sungguh tadinya aku tak ada niat untuk menyampaikan hal itu padanya.

"Aku tak tahu apa alasanmu, tapi jangan melakukan hal seperti itu lagi," lanjutnya.

"Maksudmu? Aku hanya bersikap baik karena melihat kau kelelahan," balasku.

Mr Min berdiri dan tatapan itu muncul. Tegas, tajam dan dingin. Sama seperti pertama kali ia menatapku. Ia membuang mukanya sebelum berkata, "lebih baik untuk tidak mempedulikan hal yang tak penting seperti ini. Fokus pada tujuanmu saja, nona Ahn!"

Suara itu terdengar mengintimidasi. Apa aku terlalu berlebihan dengan rasa terima kasih itu?

Tubuhnya berbalik dan mulutnya kembali memerintah dengan nada lirih, "jangan melakukan hal tak berguna."

...

Beberapa anak buah Yoongi mendadak bermunculan dan membereskan beberapa barang yang dirasa penting.

"Hei! Masuklah kekamar Mr Min!" ucap salah satu diantara mereka pada Jang Mi.

Jang Mi masih memproses kalimat itu sedang mereka bergantian keluar masuk.

Yoongi berdiri di lantai dua memperhatikan titik gps yang ditunjukkan oleh ponselnya serta kegiatan anak buahnya dibawah. Ekor matanya menangkap sosok Jang Mi yang masih berdiri di ruang tamu nampak kebingungan atas apa yang sedang terjadi. Pria itu memang belum sempat menceritakan apapun padanya.

"Sekarang!"

Suara salah satu anak buahnya yang membentak gadis itu. Cukup terperanjat, Jang Mi mulai menaiki tangga bersamaan dengan hilangnya seluruh anak buah Yoongi di balik pintu rumah.

"Gawat!"

Yoongi mendapati titik gps itu sampai digerbang belakang rumahnya. Beruntung anak buahnya ia arahkan lewat pintu rahasia di samping rumah ini. Sayangnya Jang Mi masih melangkahkan kakinya satu persatu pada tangga itu.

"Aish!"

Dengan cekatan ia berlari kearah Jang Mi, menarik ujung bajunya dan menyeret gadis itu masuk ke kamarnya, persisnya ruang kerja rahasia miliknya. Tepat saat ia menutup pintu, segerombolan orang datang mendobrak rumah dan mengacak segala yang ada didalamnya.

"Sst, jangan bicara," bisik Yoongi pelan.

Lalu membawa Jang Mi berdiri dibelakangnya sementara ia berjaga di balik pintu sambil memegang senjata api.

Sunyi sesaat sebelum suara ponsel dari saku celana Jang Mi mendadak berbunyi nyaring. Refleks Yoongi menghampiri gadis itu dan berusaha mematikan ponselnya.

"Dari mana asal suara itu?" tanya seseorang diluar.

Didalam ruangan tersembunyi ini, Yoongi dan Jang Mi bertatapan langsung. Tangan pria itu mengisyaratkan Jang Mi yang ketakutan untuk tetap diam. Yoongi kelihatan tenang sementara Jang Mi bergetar hebat akibat keadaan yang agak gelap didalam ruangan. Belum lagi suara - suara di luar mengingatkannya pada kenangan terpahit sepanjang hidupnya. Ketika ia harus merelakan ayah dan ibunya meregang nyawa di hari ulang tahunnya yang harusnya bahagia.

Dengan kedua tangan yang mencengkeram erat lengan kaos Yoongi, ia membisikkan sebuah kalimat yang melemahkan nurani pria itu, "Yoongi, tolong aku."

*bersambung*


PERTIMBANGAN PENCIPTA
Hana_Lestari_5455 Hana_Lestari_5455

Haii! Terima kasih telah membaca. Mohon hargai karyaku ya dengan memberikan dukungan. ^^ <3

Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C5
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk