"Maaf, Nyonya Rebecca. Saya tidak lagi mencari seorang perempuan untuk menghabiskan malam. Sebentar lagi saya akan menikah," tolak Ryan atas godaan dari seorang kliennya itu.
Rebecca justru melemparkan sebuah senyuman penuh arti. Dia sama sekali tak percaya dengan ucapan sang casanova itu. Bukan rahasia lagi jika seorang Ryan Fernandez akan berganti perempuan seperti mengganti celana dalamnya. Perkataannya tadi hanyalah bualan saja baginya.
"Saya tak yakin jika Anda benar-benar akan menikah, Mr. Ryan. Sepertinya Anda bukanlah seorang pria yang mau terikat dengan seorang wanita saja," sindir sosok perempuan sexy yang masih saja berusaha untuk menggoda sosok pria tampan yang begitu menarik hatinya.
Ryan pastinya sadar diri, dia sangat menyadari jika selama ini sudah banyak wanita yang selalu menemaninya. Mulai dari hanya menemani mengobrol, minum bahkan sampai ada yang menghangatkan ranjangnya. Memuaskan segala hasrat dan juga gairah di dalam dirinya.
Memundurkan langkahnya dari Rebecca lalu memandang sosok perempuan yang selalu saja berpenampilan sangat sexy. Ryan tak mungkin bersikap kasar pada kliennya itu. Dia mencoba untuk menolaknya dengan cara yang sangat elegan.
"Saya berharap jika Nyonya Rebecca berkenan hadir di acara pernikahan kami nantinya," ucap Ryan dengan sangat sopan. Padahal dia sendiri tak yakin dengan siapa dia akan menikah. Perempuan yang selama ini dikejarnya, sama sekali tak berniat untuk menjalin hubungan dengannya.
"Jika itu benar-benar pernikahan Anda ... tentu saja saya akan hadir," sahut Rebecca atas sebuah undangan yang baru saja diucapkan oleh pria tampan idaman banyak perempuan.
Meskipun sedikit kecewa atas penolakan itu, Rebecca tetap ingin berbisnis dengannya. Perempuan itu berharap jika dirinya akan memiliki sebuah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Ryan Fernandez. Dia tak peduli jika harus bersaing dengan banyaknya perempuan yang jauh lebih muda dan cantik darinya.
Ada sedikit kelegaan di dalam hati Ryan. Setidaknya perempuan itu bisa menghargai dirinya. Mereka pun berbicara serius mengenai bisnis yang mereka jalani. Tak butuh waktu lama, Rebecca telah menyetujui segala usulan yang diberikan oleh Ryan. Sepertinya pesona Ryan Fernandez telah menghipnotis Rebecca hingga langsung mengiyakan perkataannya.
"Baiklah, Mr. Ryan. Saya menunggu kabar baik dari Anda." Rebecca meninggalkan ruangan itu dengan sedikit kekecewaan karena Ryan menolak dirinya.
Tak banyak hal yang bisa dilakukannya, memaksakan pria itu juga akan sangat percuma. Ryan Fernandez bukanlah seorang pria biasa yang gampang ditaklukkan. Bahkan tak sedikit perempuan yang sampai berlutut-lutut memohon untuk bersamanya.
"Apakah Steve belum kembali?" tanya Ryan pada sekretarisnya. Pria itu memang memiliki seorang sekretaris dan juga Steve sebagai asistennya. Terlalu banyak hal yang harus dilakukannya. Tak mungkin jika hanya mengandalkan Steve saja. Sepupunya itu sudah bekerja keras mengurus segala kekacauan yang sudah dilakukannya.
"Belum kembali, Bos," jawab seorang perempuan cantik yang bekerja sebagai seorang sekretaris dari bos tampan yang menjadi impian banyak perempuan.
Bingung untuk melakukan hal apalagi, Ryan memilih duduk di sebuah kursi yang berada di dekat dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan kota. Rasanya baru kemarin dia berdiri di tempat itu bersama dengan kekasihnya. Walau sebenarnya, hal itu sudah bertahun-tahun berlalu.
"Mengapa kamu menghilang tanpa kabar, Emy?" gumamnya pelan namun masih bisa didengar jika ada seseorang yang berada di ruangan itu.
Emy adalah kekasih Ryan yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Perempuan itu bak ditelan bumi. Tak ada jejak apapun yang ditinggal oleh kekasihnya. Rasanya sedikit aneh jika perempuan itu tak pergi ke luar negeri, padahal setiap sudut negeri itu telah dijelajahi oleh Ryan. Tetap saja perempuan itu tak pernah muncul.
Pria itu lalu mengeluarkan sebuah gambar dirinya dan juga sang kekasih. Andai saja Emy tak menghilang, mungkin saja mereka sudah menikah dan memiliki banyak anak-anak. Ryan sangat mencintai Emy, begitu pula sebaliknya. Namun tak ada yang mengetahui alasan perempuan itu menghilang begitu saja.
"Bos! Tuan Juan Fernandez ada di sini. Beliau menunggu di bawah." Tiba-tiba sekretarisnya itu datang dan memberikan sebuah kabar jika ayahnya telah berada di kantornya.
"Aku akan menemuinya." Ryan bangkit dari kursinya lalu segera keluar dari sana. Dia harus bergegas untuk menemui ayahnya sebelum pria tua itu menjadi kesal karena menunggu terlalu lama.
Masuk ke dalam lift menuju ke lobby. Kebetulan di sana ada sebuah ruangan khusus untuk para tamu yang kebetulan datang.
Rasanya sangat penasaran mendengar ayahnya mendatangi kantor. Hal itu sangat jarang terjadi selama Ryan memiliki kantornya sendiri.
"Apakah Papa sedang mencari aku?" Tanpa basa-basi, Ryan bertanya secara langsung pada ayahnya. Dia sangat yakin jika ada hal penting yang ingin dilakukan oleh pria tua itu.
"Papa berusaha untuk menghubungi adikmu namun ponselnya tak terhubung. Apakah kamu mengetahui di mana Reine berada?" tanya Juan Fernandez pada anak laki-lakinya.
Ryan cukup terkejut mendengar pertanyaan itu. Mendadak dia menjadi ikut cemas memikirkan Reine. Dia takut hal buruk terjadi pada Reine dan juga Steve. Namun dia juga tak mungkin memberitahukan jika Reine sedang bersama Steve. Ryan tak ingin menciptakan sesuatu yang menimbulkan banyak pertanyaan lainnya.