Cahaya hitam memanjang tiba-tiba memancarkan hawa kematian. Baru sekejap mata saja, serangan Raka Kamandaka sudah tiba di hadapan si Datuk Selatan.
Orang tua itu tersenyum dingin. Dengan mudah saja tubuhnya bergeser ke samping sebelah kanan. Berbarengan dengan gerakan tersebut, Pedang Pemutus Arwah digerakkan lalu menangkis serangan pemuda serba putih itu.
Trangg!!!
Bentura nyaring terdengar. Sepertinya si Datuk Selatan sengaja melakukan hal itu karena dia ingin mengetahui sampai di mana tingkat kemampuan lawan pada saat ini. Sedangkan di posisi lain, Raka pun sengaja membenturkan pedangnya dengan senjata lawan.
Pendekar Pedang Pencabut Nyawa juga mempunyai niat yang sama dengan lawannya. Dia ingin mengetahui sebenarnya seberapa tinggi kemampuan si Pedang Pemutus Arwah itu?