Semua orang terpaku menyaksikan apa yang saat ini terlihat di depan mata mereka. Antara terkejut bercampur girang. Semuanya bertumpuk menjadi satu.
Di depan sana, di arena pertempuran yang dahsyat tadi, sekarang dapat dilihat dengan jelas bahwa pedang milik Eyang Guntur Antareja telah menusuk tenggorokan si Dewa Kegelapan Ketiga dengan telak.
Pedang pusaka itu bahkan masuk sampai setengahnya.
Si Dewa Kegelapan Ketiga tidak sempat berkata apa-apa. Jangankan begitu, bahkan mungkin dia sendiri tidak menyangka kalau dirinya akan mampus di tangan musuh.
Kematiannya sangat tragis. Hal itu bisa dilihat dari ekspresi wajahnya.
Wajah si Dewa Kegelapan Ketiga tampak mengejang. Sepasang matanya juga melotot. Ekspresi seperti itu biasanya hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang merasa terkejut setengah mati.
Seperti si Dewa Kegelapan Ketiga contohnya.