Trangg!!! Brett!!! Slebb!!!
Benturan nyaring terjadi. Akibat dari benturan itu, cambuk milik si Bungkuk Berekor Lima terdorong tiga langkah ke belakang. Bersamaan dengan kejadian barusan, Pedang Pencabut Nyawa langsung menebas pusaka itu hingga putus.
Selanjutnya, tahu-tahu pedang pusaka itu telah menusuk ulu hati lawan.
Pertarungan langsung berakhir. Darah segar merembes keluar dari dada lawan. Kakek tua itu beberapa kali memuntahkan gumpalan darah kehitaman. Jelas, dia sedang menahan rasa sakit.
"Kau kalah …" kata Pendekar Pedang Pencabut Nyawa dengan dingin.
"Aku tahu. Tapi kalau aku tewas, maka … maka kau pun akan mampus," ujarnya setelah susah payah mengumpulkan tenaga untuk bicara.
Raka mengerutkan kening. Dia tidak mengerti ucapan si Bungkuk Berekor Lima itu.
"Apa maksudmu?" tanyanya dengan kening berkerut.