"Kamu disuruh lembur?"
Night memandang heran kekasihnya. Di mana kini mereka sudah berada di apartemen milik sang gadis. Mereka hendak bersiap-siap untuk kencan di manapun untuk hari ini.
Honey yang masih harus berdandan sedikit menghentikan pekerjaannya yang memakai anting. Lantas melirik Night yang menunggu di ruang tamu, yang terlihat dari sini karena pintu kamar yang terbuka lebar.
"Begitulah. Katanya untuk arsip perusahaan," sahut Honey sambil sedikit merengek.
"Memangnya mereka sungguh memakai cara seperti itu? Kuno sekali rasanya. Karena mereka adalah perusahaan itu maju?"
"Itu makanya." Honey menyahut dengan terlalu bersemangat. Ia keluar dari kamarnya setelah merasa cukup berdandan. "Memangnya kau tak tahu apapun soal ini? Kau kan bosnya."
Night malah mengangkat bahu.
"Mana kutahu. Aku kan hanya memiliki tempat itu, tapi tidak sepenuhnya terlibat dengan operasionalnya. Aku tak mengerti sama sekali soal hal itu."