Unduh Aplikasi
70.83% Sebuah Kebohongan / Chapter 34: 8

Bab 34: 8

***

Ayah tersenyum disampingnya, saat mereka akan berfoto bersama. ayah merangkul pinggang Hikaru seraya mencubitnya membuat Hikaru takut.

"kau anak yang nakal Hikaru..."

Hikaru terdiam, merasakan dirinya ditelan kegelapan yang suram.

Ibu menatapnya marah, di sebelahnya seraya mencengkeram tangannya yang memegangi medali emas milik Hikaru.

Tidak ada yang bisa melihatnya.

"Kau mengerti Hikaru?" seru ibunya berbisik dengan nada yang pelan.

Hikaru hanya mengangguk, tidak ada yang bisa dilakukannya.

lalu mereka berdua tersenyum, seolah tidak terjadi apa-apa.

dan Hikaru yang perlahan mulai mengukir senyumannya lagi, seperti mereka. Hikaru masuk dalam kebohongan, kebohongan tiada akhir.

Karena dialah yang bersalah.

"""kenapa kau melakukan kesalahan?"""

Pertanyaan familiar. bahkan Hikaru tidak mengerti dimana kesalahannya, dan kenapa Hikaru sangat ketakutan akan kesalahan yang tidak dilakukannya dan kesalahan yang tidak diketahuinya.

Cekrek!

***

Hikaru di lemparkan ke dalam rumah, mengunci rumah. sekarang Hikaru berada di dalam rumah seperti neraka.

Hikaru berusaha menahan tubuhnya dengan kedua tangannya melihat ke arah lantai rumah yang begitu dingin.

Ah, tidak terasa apapun.

"Kenapa kau melakukan itu Hikaru!" tanya ibunya mengamuk, ayahnya duduk di kursi melihat semuanya.

seperti sebuah pertunjukkan.

dia menarik kerah Hikaru dan menamparnya beberapa kali, meluapkan semua kekesalannya.

"Dia adalah anak konglomerat, sama seperti ayahmu! kau mau membuat masalah dengannya?" seru ibunya menatapnya dengan kedua mata marah, Hikaru bahkan tidak ketakutan.

"aku tidak menyukainya..." tanpa sadar Hikaru mengucapkannya, dan ibunya tampak terdiam memandangnya seram.

"Kau..melawan ibu?" sahutnya, Hikaru mengeleng beberapa kali, Hikaru tidak mengira kalau dia akan melakukannya.

"Haha, kau harus dihukum nak! bisakah kau tau kalau ibu menyayangimu!" seru ibunya melemparkan Hikaru ke lantai, dan mengambil cambuk. tersenyum, seraya mengarahkannya pada Hikaru.

"Maaf ibu.. aku bersalah.."

Ctas!

"aku tidak akan melakukannya lagi!"

Ctas!

"Maafkan aku...", lirih Hikaru, suara nya mulai terdengar lirih.

semuanya adalah kesalahannya.

seharusnya Hikaru tidak melakukannya, ibu tidak akan marah kepadanya.

Hikaru merangkak memegangi kaki Ibunya seraya memohon berkali-kali.

Ibunya melepaskan cambuk, dan memegangi kedua bahu Hikaru seraya menunduk dan menatapnya dengan wajah kosong yang begitu seram.

"Kau tidak akan melakukannya lagi?" tanya ibunya terdengar murka.

Hikaru menggeleng sekuat tenaga.

menahan semua ketakutannya, Hikaru tidaklah setakut itu pada ibunya.

Hikaru takut jika... ayahnya terlibat.

"Anak yang pintar, ibu sangat menyayangimu. kau tau kan?" kata ibunya mengelus surai hitam Hikaru.

Hikaru hanya terdiam, dengan mata hitamnya yang seakan kosong.

"Aku juga menyayangi ibu, terimakasih karena telah memberikan cintamu.." seru Hikaru menatap tanpa perasaan.

Kalimat yang terasa tidak bernyawa.

Hingga ibunya melepaskan Hikaru, dan mendorongnya hingga terjatuh tepat di kaki ayahnya yang sedang duduk.

Hikaru terdiam. merasa tercekat.

"Ayah juga menyayangimu Hikaru.." seru ibunya, Hikaru mengeleng berkali-kali.

"Tidak ibu, aku tidak akan melakukan nya lagi, ampuni aku!" seru Hikaru dengan cepat memohon, wajah Hikaru yang terlihat begitu ketakutan.

ibunya hanya memandang nya dengan senyuman, dan ayahnya berdiri.

Deg!

"kenapa nak, kau tidak menyukai jika ayahmu memberikan kasih sayang?" seru ayahnya dengan suara yang berat.

Hikaru tidak dapat berkata apapun.

Hikaru tidak dapat bergerak. hingga Hikaru bisa merasakan ayahnya menarik kasar kerahnya hingga mereka berdua kini saling berhadapan.

"Kenapa nak, kau diam saja?" seru ayahnya dengan nada yang menekan.

"..Ma.. maafkan aku.." gumam Hikaru gelagapan, nafasnya terasa sesak.

"Kau menyayangiku kan?" tanya ayahnya, memang tanpa amarah.

Namun, sangat menakutkan.

Pertanyaan yang sama. Hikaru merasakan tenggorakan nya terasa sakit, menahan semua ketakutan.

"aku menyayangimu .." seru Hikaru tidak dapat menahan wajah ketakutannya.

hingga ayahnya mendorongnya kasar, hingga mengenai vas bunga.

Hikaru terjatuh, berguling, Hikaru melihat ke langit-langit dengan mata yang perlahan semakin menutup.

"Kau pikir ayah tidak tau, kau bolos saat jam pelajaran bukan?", Suara ayah terdengar menggema. Ayah .. tau-?

"anak yang nakal..harus dihukum" seru ayahnya terdengar begitu dingin.

Ayah marah padanya.

Benar, ini adalah kesalahannya, Hikaru tidak akan bisa lepas selamanya.

dan Ibunya tersenyum tepat di samping nya, tidak mempedulikan Hikaru.

walaupun Hikaru berdarah-darah. ibunya tetap berada di tempatnya.

hingga Hikaru menutup matanya, dan merasakan kegelapan menyelimutinya.

Karena baginya ini adalah kasih sayang.

Kasih sayang yang menyakitkan.

***


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C34
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk