***
Hikaru beranjak remaja. SMA.
yang seharusnya menyenangkan.
Namun, tidak bagi Hikaru.
Hikaru hanya terus tersenyum palsu, membentuk identitas dirinya yang di banggakan semua orang, membentuk dirinya yang membuat semua orang senang sama seperti kriteria keluarga nya, yang diharapkan oleh ayahnya.
Hikaru sangatlah populer.
Tampan, Kaya dan sangatlah Ceria.
tidak ada yang tau dibalik senyuman Hikaru terdapat bayaran yang selalu membuat Hikaru memakannya dalam diam, semua rasa sakit saat membentuk sebuah senyuman palsu, yang membuat Hikaru semakin-semakin meragukan dirinya sendiri.
Sebenarnya siapakah dia--?
Apakah dia benar-benar Hikaru-?
Tapi, tidak ada jawaban.
tidak akan ada yang menjawabnya.
karena Hikaru selalu sendirian dimanapun dia berada, banyaknya orang yang berada di sekitarnya.
rasanya tidak ada suara apapun yang bisa didengarkan nya, semuanya kosong dan Hikaru akan berakhir memasang senyuman palsu, Hikaru merasa seperti kakaknya, Hikaru bisa merasakan perasaan kakaknya.
Kakaknya yang biasanya selalu di lihatnya, dan sekarang dia berada di posisi kakaknya dan menyesakkan.
Hikaru ingin lepas dari semuanya.
Dari semua kebohongan yang selalu dilakukannya, Kapankah Hikaru akan berhenti melakukannya-?
***
Hikaru terbiasa berbohong.
Terbiasa dianggap sebagai anak paling berbahagia di dunia, tanpa adanya masalah. tentu saja Hikaru selalu seperti itu, jika ada yang mengetahui masalahnya. maka Hikaru tidak akan selamat, Hikaru selalu diawasi.
Dikendalikannya layaknya boneka.
Boneka untuk apa punya perasaan-?
Hikaru merasakannya sejak kakak mulai mengurung dirinya sendiri di kamar, dan hanya dirinya yang bisa diandalkan.
Ayah bilang, "Kakak sudah rusak", begitu pun ibu yang tidak mempedulikannya dan menganggapnya sebagai hantu, benda tak kasat mata yang tidak pernah ada. Hikaru hanya mengantarkan makanan ke tempat kakaknya, yang semakin lama semakin diam, namun untungnya kakaknya masih menghabiskan makanan, entah kenapa Hikaru iri dengan kakak.
kakak sudah bebas.
tidak perlu menuruti.
tidak perlu tersenyum palsu.
tidak perlu bertingkah palsu.
tidak perlu lagi berbohong.
Hikaru ingin sepertinya.
Ah, Hikaru mulai berharap palsu.
Mungkin Karena selama ini Hikaru selalu hidup dalam penuh kebohongan.
***
Hikaru melihat kearah majalah lama yang terlampir diatas mejanya.
Tidak ada seorangpun.
dengan geram Hikaru melemparkan majalah itu ke lantai, membuat kertasnya berbalik, seseorang yang sangat dikenalinya tersenyum disana.
Kakaknya dengan medali emas.
Tersenyum ceria. kakak yang terlihat sangat-sangat berbeda.
Seperti dua orang yang asing.
Kenapa...kenapa kakak harus menjadi seperti ini-?
Kenapa...dia harus selalu kesakitan-?
Kenapa kakak harus mengurung diri-?
Kakak terlihat sangat menyedihkan, dari hari ke hari. kakak semakin pucat.
Kakak terlihat sangat tertekan.
***
Dan sekarang Hikaru yang harus-?
Kenapa..??!
Dan sekarang Hikaru harus melakukan semuanya, melakukan semua yang kakaknya lakukan. seperti kutukan.
Hikaru merasakan kemarahannya memuncak, dan menginjak-nginjak majalah itu. semua rasa sakit dan tertekan yang selama ini dirasakannya.
Kenapa harus diri-nya-?
Kapan dia bisa lepas dari semua ini--?
Hikaru menunduk, memeluk dirinya sendiri yang merasa sangat kesakitan.
dengan semua kebohongan yang dilakukannya, perlahan-lahan membuat Hikaru mulai meragukan dirinya sendiri.
Kenapa...harus dia-?
Kakak yang terlihat begitu ceria, tidak ada yang tau bahwa kakak selalu berbohong didalamnya, sama seperti Hikaru dan hancur perlahan karenanya.
***
Surai hitam yang begitu indah, dia mengenggam medali emas yang di pakainya, merasa tidak penting dan ingin segera membuangnya, namun tidak bisa. suara ibunya memanggil.
Semuanya demi keluarganya.
Dia melangkah dan tersenyum penuh kebohongan di depan kamera.
Selalu dan selalu seperti itu.
Kapan dia bisa lepas dari semua ini--?
Apakah suatu hari nanti-?
***