Kebohongan.
Satu Kata Sederhana.
Itulah yang selalu dilakukan oleh setiap orang yang pernah 'mengalaminya' untuk berlindung dari kebenaran yang sebenarnya. Kebenaran yang mungkin jauh berbeda dari orang yang biasanya.
Kebenaran akan Kenyataan.
Kebenaran yang jauh menyakitkan.
Lebih baik tidak pernah dirasakan.
Tidak pernah tau.
Lebih baik aku terus berbohong daripada hancur dengan kebenaran yang terasa perlahan membunuhku.
Mungkin benar-benar akan membunuhku hingga aku tiada.
***
Namaku Hikaru.
Nama yang dirasakan terlalu indah untuk seseorang seperti ku, nyatanya aku tidak pernah menemukan cahayaku, kehidupanku tidak pernah bahagia.
Tidak pernah seputar 'diriku'.
Hikaru, anak kecil. mungkin bagimu, kehidupan anak kecil selalu bahagia dan seputar tentang kebahagiaan belaka.
Nyatanya, tidak semuanya seperti itu.
Tidak semuanya, mengalami hal yang serupa. tidak semuanya berbahagia.
Hikaru tinggal di keluarga yang mengutamakan nilai kesempurnaan dan harga diri yang melimpah.
Tidak ada yang tidak boleh 'Cacat', semuanya harus sempurna. setidaknya, itu yang terus terjadi selama bertahun-tahun, Ayah...Ibu yang selalu terlibat dalam hal yang sangat hebat.
Kakak juga.
Dan aku termasuk didalamnya.
Mengatakan satu kata yang tanpa sadar mengekang kami untuk selamanya.
""Tentu saja, keluarga kami adalah keluarga yang hebat! anak anak kami, juga akan menjadi sempurna!"'
Dan tanpa sadar merengut sayap kebebasan kami, membuat kami pun tidak bisa menjadi diri sendiri.
***
Hari ini adalah foto keluarga, Hikaru berjalan mendekati keluarganya yang mungkin hanyalah kebohongan.
Hikaru tidak ingin mendekat, dan melangkah. Hikaru tidak ingin berada di dalamnya, semuanya juga begitu.
Ibu yang tersenyum munafik.
Kakak yang tersenyum hambar.
Ayah yang tersenyum penuh kekejaman.
Hikaru mengigit bibirnya, Hikaru hanya tidak ingin tersenyum.
senyuman terasa begitu menakutkan.
tidak ada yang membuatnya tersenyum, tidak ada yang ingin tersenyum.
Namun, Hikaru adalah bagian dari keluarga. meksipun tidak diharapkan, Hikaru tidak bisa lari darinya.
Hikaru bergabung, dengan suasana yang terasa begitu dingin, hampa dan mungkin hanya Hikaru yang tau, Hikaru yang bisa merasakannya dengan jelas.
Hikaru tidak menyukainya.
"Hey senyum Hikaru!" paksa ibunya, Hikaru bahkan tidak tau rasanya tersenyum, Hikaru hanya memaksakan mulutnya membentuk ukiran, Hikaru terus berbohong lagi dan lagi, foto yang terasa begitu hampa. Hikaru... sangat membencinya setiap kali melihatnya.
Hikaru bisa melihatnya, betapa banyak kebohongan yang keluarganya lakukan.
dan dirinya pun melakukannya disana.
***
Berbohong lagi dan lagi.
Hikaru berada dalam rumah yang terasa begitu sepi. tidak ada yang mengetahui, saat Hikaru masuk dalam rumah besar nya, hanya ada suasana yang senyap.
jam yang perlahan bergerak, membuat suara. mengisi ruangan besar itu.
Ayah bekerja di ruangannya. mencoba menjadi yang terbaik dan selalu ditakuti. layaknya seseorang yang perkasa.
Ibu bergurau dengan tetangga, mencari seseorang agar tidak sendirian.
Kakak..selalu berada dikamar nya. mencoba untuk menjadi dirinya sendiri.
Hikaru tidak mengucapkan salam apapun karena tau, tidak akan ada yang menjawabnya. Hikaru masuk ke dalam kamarnya yang terasa begitu sepi.
meletakan tasnya, dan keluar dari pintu tanpa ada yang memperhatikannya.
Hikaru dengan rambut hitam, dan mata hitam yang terlihat begitu mempesona.
hanya di depan kamera. kami selalu berbohong, sebagai keluarga yang sempurna. nyatanya, keluarga yang dirasakan Hikaru tidak pernah ada.
mereka berada di dunia masing-masing.
begitupun Hikaru yang lambat laun mulai terbiasa karenanya, Hikaru hanya duduk di pojokkan halaman luasnya.
mencari tempat tergelap dan sendirian, menikmati hembusan angin yang bahkan tidak terasa lagi oleh wajahnya.
Tidak terasa... apapun.
***
Pada waktu masih kecil, Hikaru mengingat saat-saat melihat kakaknya yang terlihat begitu hebat.
meraih banyak penghargaan.
Hikaru mengaguminya.
hingga sejak kapan, kakaknya mulai menjaga jarak darinya dan perlahan mulai berada di kamarnya sendirian.
sama seperti ayah dan Ibunya.
dan Hikaru pun berakhir sendirian.
selalu sendirian. lagi dan lagi.
seperti kutukan tidak terbatas.
***