"Ku pernah tuk coba melupakan mu mengapa kau buat luka hatiku, sekian lama aku menunggu kasih dimana hatimu" nyanyi Si Moo di dalam restoran setelah restoran tutup tentunya
"Hebat senpai, nanyikan lagi" ucap Popura
Note : Pegawai Resto yang masuk shift siang belum pulang saat ini, mereka masih ngehalu bersama dengan gitar dan kajon yang ku tinggal di sana.
Restoran tutup jam 9, sebab bahan makanan sudah habis, namun bukan berarti pintu tidak di buka, pintu masih terbuka namun tidak semuanya.
"Baiklah mari kita ngehalu bareng, yang di sana angkat tangan" ucap Satou ganti yang ingin bernyanyi menujuk Konou yang gagal dapet Yaeko
Papinka ~
Mengapa mudahnya hatimu mendua
Ku lapangkan dada walau aku terluka
Semoga bahagia bersama dirinya
Karena kau telah memilih dia
Betapa sakitnya apa yang ku rasa
Tuhan kuatkanlah hatiku yang terluka
Semoga ku bisa tuk melupakannya
Karena ku masih mencintainya
"Kamu kejam senpai kamu menunjuk Konou san tapi mental ku yang kena" ucap Si moo pada Satou
Note : Si mo, ia yang di khianati teman masa kecilnya yang ngwe dengan teman kuliah yang lain, btw nasib ceweknya sekarang sudah rusak.
"Karma cheating mungkin bukan sekarang, tapi bisa saja nanti" kata peri baik
.
"Eh maaf salah lagu ya" balas Satou
"Huwaaa sabar sabar" teriak Daisuke
"Woy kamu masih ada aku dan aku tidak selingkuh Higashida kun!" teriak Miyakoshi
"Aku paham, aku hanya menangis mengingat nasib Si Moo senpai yang ngenes"
"Mari sahabat halu menangis bersama" teriak Konou yang mungkin sudah melupakan cintanya pada Yaeko
"Siapa yang mau nyanyi berikutnya?" tanya Satou
"Biarkan aku Satou san" ucap Izumi
"Baiklah, ini mic nya" serah Satou
.
Izumi maju ke panggung di iringi Si Moo gitar, Takaoka Keyboard, Adachi Kajon.
"Lagu apa?" tanya Takaoka
"Angel" balas Izumi
"Oh lagu indonesia ya" balas Adachi
"Cari dulu nadanya" ucap si Moo
"Oke oke" balas Takaoka
.
Tresno kuwi ra koyo instagram
Seng diklik langsung oleh ati (yeach)
Duh Gusti nopo kulo di prank
Ra kuat ati iki
Pas dee medot janji
Ucap Takaoka ganti.
Ayumu tenanan ora editan
Seng marai aku kedanan
Pancen salahku dewe
Ra ono seng ngongkon
Abot sanggane aku angel move on
"Ketika semuanya terasa begitu abot
Ku coba untuk tetap rapopo
Di saat cinta ini terasa angel
Angel" Teriak penonton nyanyi bersama
Balas Izumi.
Ku katakan dalam hati yo uwes
Menurutmu aku kudu piye
Apakah aku harus mengikutimu
Yo aku mengkis mengkis
(wooh mengkis mengkis)
.
Kembali ke rumah Haruka dan Saki.
"Kakak ini kanji apa bukan jika ia kenapa seperti angka satu?" tanya Rin chan pada Saki yang duduk di sofa
"Itu memang angka satu, namun tergantung penggunaannya saja, jika dalam On yomi di baca ichi, maka dalam Kun yomi di baca Hito artinya sama satu kok" ucap Saki
"Oh aku tidak pahan, aku mau tanya ibu dulu" balas Rin chan lalu pergi ke tempat ibu duduk
Saki kesal dengan adik nya itu, ia serasa di permainkan olehnya.
"Sabar Saki sabar" ucap Saki dalam hati
.
Baru beberapa menit ibu yang menjelaskan Rin chan bisa paham.
"Kheeee!" Saki ingin teriak
.
Sementara itu di rumah Shinomiya.
"Ibu pelit!" teriak Hiyori
"Pelit bagaimana sayang, uang mu kan masih banyak" kata ibu
"Puffttt" ucap Hiyori sambil mengeluarkan lidah
Maika ikut ikutan.
Pufftt
Puffttt
"Jangan ikut ikut sayang tidak baik" kata ayah pada Maika
"Jelek?" tanyanya
"Iya jelek dan tidak sopan"
"Lalu kenapa Kak Hiyori melakukannya?"
"Emmm Hiyori chan jangan ulangi" ucap Ayah
"Mouuu kenapa sih, Aku seperti anak kedua saja" kata Hiyori
"Kamu memang anak kedua sayang" balas nenek
"Eh maksudnya kenapa aku di duakan di sini" kata Hiyori lagi
"Ya kan kamu sudah mau menikah jadi sudah sewajarnya mandiri" kata ibu
"Contoh kakak maksudnya?" tanya Hiyori
"Tepat sekali" balas mereka bertempat (Ibu ayah kakek nenek)
"Tepat sekali" tambah Maika chan lalu tersenyum
"Berhenti Maika chan itu tidak lucu" ucap Hiyori ngambek
.
Di penginapan.
"Uno!" teriak ku
"Jangkrik kenapa kalah terus!" teriak Nishinoya
"Hahahaha nikmati bedak mu kawan" ucap Tanaka
.
Di rumah Hori.
Karena Izumi harus menepati janjinya.
Sebelumnya saat pernikahan Ryu san dan Marina san, tepatnya sebelum lempar karangan bunga.
"Izumi kun mau taruhan?" tanya Hori
"Taruhan seperti apa?"
"Jika aku bisa menangkap karangan bunganya maka kamu harus melamar ku tanggal 1 Agustus nanti" ucap Hori
"Baiklah tapi mana mungkin bisa, orang yang antri banyak begitu"
"Lihat saja nanti!" ucap Hori yakin
.
5 menit kemudian, Hori datang dengan karangan bunga.
"Kamu bercanda tadi kan?" tanya Miyamura
"Apa aku tadi seperti bercanda?" tanya Hori dengan tampang horor
"Tidak!!" ucap Miyamura cepat
.
Karena tanggal satu Hori harus masuk untuk rekap absen karyawan akhirnya bisanya tanggal 2.
.
Note : Ini saat jam 7 Malam ya
"Tolong izinkan saya menikah dengan Kyouko" ucap Miyamura ke Kyousuke (Ayahnya Hori) di sampingnya ada Yuriko (Ibunya Hori) di sampingnya lagi ada Shouta yang sudah SMP.
"Wahh kakak mau menikah" kata Shouta
"Diam dulu sayang" kata ibu
"Baik"
.
"Aku bisa menerima mu menikahi Kyouko, namun dengan satu syarat!" teriak Kyousuke
"Aku akan memenuhinya" balas Miyamura
"Dalam waktu kurang dari 6 bulan kalian harus punya anak" ucap Kyousuke
Mereka yang mendengar sungguh bingung dengan dia, pikir saja hamil saja 9 bulan lebih, lagipula baru bikin belum tentu jadi.
Peltak!
Bogemm!!
"Ayah goblok!" teriak Hori
"Hahaha itu sakit sayang, aku hanya bercanda, kita jadikan 8 bulan" ucap Kyousuke
Blar
Ia tergeletak pingsan di tepat.
"Jika Izumi kun yakin, maka ibu akan senang, bawa ibumu ke sini dan mari kita rundingkan bersama soal tanggalnya" ucap Yuriko (Ibunya Hori)
"Aku di terima?" tanya Izumi
"Mau ku korek telinga mu dengan paku?" tanya Kyouko yang masih emosi
"Tidak tidak, terima kasih Yuriko san besok atau lusa aku akan membawa ibuku kemari"
"Yey jadi nikah ya kalian" ucap Shouta
.
Jam 9 malam.
Di apartemen Ryunosuke yang baru.
"Marina san"
"Stop jangan panggil san tapi chan ingat sayang" balas Marina sambil menghentikan kata kata suami barunya dengan jari
"Baik baik Marina chan, sekarang boleh ku masukan?" tanya Ryu san
"Umm" balas Marina dengan mengangguk di sertai muka merahnya
#jadilahsilaturahmikelamin
.
Di rumah Shou (Yang pacaran Futaba Yuki, kodenya lupa)
"Kamu yakin melakukannya Futaba chan mungkin ini bisa kamu sesali loh?" tanya Shou yang sedang menghadapkan torpedonya ke lubang belut yang sempit
"Lakukan Shou kun, aku siap menerimanya asal kamu berjanji padaku akan tetap bersama"
Shou tertegun, ia ingat kata kata motivasi Haruka, temannya yang tak sengaja ia temukan.
"Ingat, jika berhasil kembali jangan hanya kamu manfaatkan tapi sayangi dia dan buat ia bahagia"
.
Shou duduk di pinggir kasurnya.
"Futaba chan, aku tidak bisa berjanji, hidup ku belum tentu berhasil, jadi maaf berarti aku belum bisa sekarang" ucap Shou sambil menundukkan kepala
#KuatIman
.
Futaba yang mendengarkan perkataan Shou berpikir ulang, memang benar setiap orang belum tentu sukses namun jika ada usaha tentu bisa.
"Baiklah ku hargai keputusan mu, tapi jangan lama lama ya, nanti keburu aku di ambil yang lain" ucap Futaba sambil memeluk Shou dari belakang.
"Umm, aku akan berusaha" balas Shou
#GagalSilaturahmiKelamin
.
Di base camp klub basket, yaitu rumah Kaname yang jadi sasaran menginap, anehnya Madoka juga ikut sebab di suruh Nao.
"Kalian bodoh kuadrat ya, 5 + 4 x 2 itu 13!" teriak Nao mengajari Chiaki dan yang lain yang gagal remidi dan ikut kelas musim panas
"Hey dimana mana adanya itu 18 Nao chan bukan 13" balas Yasuhara
"Ya aku berpikir 18 juga" kata Ryuhei
"Aku juga" kata Masahiro
.
"Tolong maafkan kebodohan mereka!" ucap Momoharu malu
"Tenang Momoharu kun, yang penting kita lancar makan" balas Chiaki dengan jempol di tangan
Kaname gemetar karena ia tertindas di sini.
.
Di rumah Gotou (Anime kakushi gotou)
"Chi chan segera tidur, lupakan gambaran mu itu dulu" saran ayahnya
"Sebentar ayah, aku segera selesai ini, ini akan jadi master piece untuk manga yang ayah buat nantinya"
"Ayah tidak mau kamu sakit, sudah tinggalkan dan lanjut besok, jangan buat ayah marah"
"Emm sebentar lagi ya" ucap Chinatsu dengan pasang muka imut
"Inilah the power of my daughter" teriak Gotou san di hati
"Tidak boleh, ini sudah lewat jam tidur, jika tidak menurut ayah marah"
"Baik baik, akan ku bereskan sekarang" balas Chi chan kecewa karena kekuatan moe moenya gagal
.
Di rumahnya Tadakuni, sekarang 4 gemblung sedang bersatu.
"Hahahaha action mu sangat gokil!" Tawa Yoshi melihat Tadakuni memakai pakaian dalam adiknya
"Shuttt! Jangan keras keras aho!" teriak Yoshitake
"Kamu juga kekerasan bego!" teriak Hidenori
Brakk!!
Adiknya Tadakuni membuka pintu dengan kasar.
Ia melihat kakaknya yang sedang pakai bra dan roknya.
"Mati saja sana kakak mesum!" teriak Adiknya
"Sayonara Tadakuni!" teriak Yoshi 3 gemblung lainnya
"Kalian bangsat!"
Bughh!
Tadakuni terlempar keluar hingga menghancurkan pintu rumah.
"Kalian selanjutnya!" teriak adiknya pada 3 gemblung
Bamm
Boom
Blar!!
"Dilaporkan 4 korban pemukulan di rumah Tadakuni, kondisi mereka sekarang sedang kritis dan membutuhkan bantuan, mohon yang melihat segera datang" ucap Hidenori memainkan peran jadi reporter lalu pingsan
.
Kembali ke cerita.
Senin 3 Agustus, pukul 8.45 pagi, kami sudah bersiap di panggil komentator voli, match 8 besar pertama akan di awali oleh kami.
Setelah Shuchi'in di panggil barulah kami maju.
"Karansuno High school, mewakili Prefektur Miyagi" lalu di sebutkan nama kami satu satu.
Jam 8.50 kedua tim berjabat tangan, lalu pemanasan sendiri sendiri.
Ku lihat pemain musuh memang raksasa, dengan tinggi badan 190 cm lebih, sebanyak 11 orang, agak minder juga berhadapan dengan mereka.
"Jangan fokus pada lawan mu tapi fokus permainan mu!" teriak Yuya sebagai penonton karena melihat lapangan seperti orang dewasa melawan anak kecil
.
"Kita bantai?" tanya ku
"Luapkan semuanya!" teriak lainnya
.
"Hoaaaa!" teriak Kageyama memulai permainan dengan servis keras
Blar!
Bola di terima baik.
"Sial tangan mereka terlalu besar" pikir ku
.
Bola di tosskan
Boom!
Spike keras dan tinggi hingga melewati blok ku.
Bless!
Bola masuk dengan baik ke lapangan
"Gila lompatan mereka sangat tinggi" pikir Tanaka maupun yang lainnya
"Tenang, orang besar itu cepat kelelahan, mari kita mainkan rally panjang" bisik ku karena percobaan blok gagal
.
Sampai 10 menit pertama block kami tidak berguna, namun seterusnya bisa di lakukan one touch.
Lalu di menit ke 25 spike mereka sangat lemah, bahkan mudah untuk Hinata blok.
Namun tetap saja kami tetap kalah di menit ke 35, dengan skor 38 - 36.
.
Walaupun agak di sayangkan, namun inilah taktik dari Ukai sensei karena berhadapan dengan orang tinggi itu tidak mudah, dari semua pilihan antar bertahan atau menyerang ia pilih bertahan dengan rally panjang, memanfaatkan stamina yang mudah terkuras dari orang tinggi berkulit putih.
Di bangku tim.
"Kalian kalah namun kalian pintar buat keadaan Rally panjang, namun ingat lah set ke dua kalian harus main mati matian, berjuang atau pulang itu pilihan kalian!" ucap Ukai sensei
.
Di set ke dua, kami main dengan penuh semangat, Quick dan hard spike kami jadikan serangan utama selain servis dariku.
Di sepuluh menit pertama pelatih musuh segera mengganti pemain intinya, inilah yang di sebut kesempatan yang sesuai rencana kata Ukai sensei.
Kami tak menyia nyiakan kesempatan walaupun mereka tinggi, mereka tidak terlalu handal bermain akhirnya di menit 17 kami berhasil menang dengan skor 13 - 25, sungguh perbedaan set yang sangat mencolok antara set pertama dan kedua.
"Ayo Karasuno bisa!!!!" teriak Hideo
"Kerahkan kekuatan kalian di set ke 3!" teriak Taka
"Semangat demi semi final!" teriak Yachi
.
"Kalian fokus, ingat lah set ke 3 musuh mungkin kembali bugar, namun mainkan lagi rally panjang" saran Ukai sensei
"Baik sensei!" balas kami
.
Di set ke 3 pemain cadangan langsung di gantikan pemain inti lagi, dengan kondisi yang sudah bugar kembali.
"Sudah sehat bung?" tanya Kageyama ke setter lawan
"Sudah, hati hati ya kalian" balasnya
"Hati hati apa, kita bersiap untuk menang kok" balas Kageyama yang membuat jengkel setter lawan
.
Tanaka dan Hinata maju di gardan ke depan soal umpan, sementara power tim di berikan pada ku dan Asahi.
Boom!!
Pukulan ku membentur muka pemain belakang namun bukan libero.
"Chance ball!" teriak Diachi
Bles
Bola di berikan pada kami yang di depan.
Aku melompat di depan ku ada 2 orang, Asahi melompat di depannya kosong.
Bomm!
Spike keras dari a
Asahi menembus pertahanan dan memantul langsung ke lantai.
"Yoshaaa!" teriak karena kami unggul 23 - 24
.
Sekarang aku yang servis.
Aku mundur ke belakang, musuh dengan fokusnya melihat bola yang ku pegang.
Bola ku putar putar agar fokus pemain musuh berkurang.
Pruitt!!
Bola ku lempar ke atas, berlari ke depan lalu melompat.
Boom!!
Jump serv jauh ku lakukan.
Bless!!
Bola memantul ke belakang setelah mengenai lantai.
"Out!" ucap Wasit garis
24 - 24
Aku langsung protes ke wasit agar di tinjau ulang, ini sebenarnya sudah ke 2 kali aku protes, sebelumnya di tolak karena bola condong ke luar garis namun kali ini aku yakin bola bisa di anggap masuk.
Pengawas segera mengecek video replay, kami dengan dag dig dug melihat di layar monitor besar untuk hasilnya.
Bola dengan kecepatan 130 km/jam
Memantul di detik sekian setelah peluit di bunyikan.
Video beralih ke sistem 3d untungnya sudah mumpuni di gedung Tokyo ini.
Bola dinyatakan menyentuh lantai, dengan persentase 67% ke garis dan 33% keluar garis.
"Bola di nayatakan masuk" tulisan yang muncul di layar.
Wasit segera membunyikan peluit pertanda pertandingan telah usai, di monitor poin yang ada adalah 23 - 25, kemenangan untuk Karasuno.
"Yoshaaaa!" teriak tim Karasuno berlari mendatangi ku lalu memeluk ku
.
"Horee!!!!!" teriak penonton yang sedang melihat live di rumah yaitu Saki
"Winner!!!" teriak Yuya antusias hingga melepas bajunya
"Oi jangan pamer, lihat wanita di belakang itu jadi tersipu malu!" teriak Hideo
Yuya menengok ke belakang ia lihat wanita yang sedang menutup mukanya namun masih mengintip dari sela jari.
"Segera pakai woi!" teriak Hideo
.
Aku bersalaman dengan salah satu pemain musuh, sebenarnya ia adalah teman ku saat sd, ya walaupun aku tidak kenal tapi tubuh ini ingat, sepertinya ia soulmatenya.
Aku kembali ke tim untuk menonton pertandingan berikutnya di tribun.
Pertandingan berikutnya adalah Furokodani melawan Inarizaki, match keras mungkin mengingat kombo tiap tim hampir sama yaitu spike keras dengan kombinasi 1 2 ke satu lagi.
Maksudnya dari penerima bola pertama, ke setter, lalu yang melakukan spike adalah orang pertama lagi.
Jam 11 tepat pertandingan di mulai, sementara yang lain fokus pertandingan aku fokus ke harga Shiba inu yang bikin goblok lagi, kurs per satu koin adalah 3,4 yen sungguh gak masuk akal. (Namanya juga fanfic)
"Uang untuk apa coba jika sebanyak itu" pikir ku bingung
"Buat bini baru saja" saran peri jahat
"Janganlah, aku sudah terlanjur mencintai Saki dengan penuh, bayangkan ada parameter cinta nih, nah nanti cinta ku saat di ukur dengan itu maka akan tembus hingga ke langit, padahal panjangnya hanya 12 cm paling" balas ku dengan pikiran
"Kamu aneh Haruka kun, bukannya asal tidak tau tidak apa?" tanya peri baik
"Tidak aneh, satu cinta ya hanya untuk istriku"
"Hmm anda tidak lulus seleksi anggota harem" kata peri jahat
"Lha yang mau bikin harem siapa?" tanya ku
"Kamu lah" balas mereka berdua
"Itu hanya keinginan ku dulu" balas ku
Note : saat sudah berenkarnasi Haruka, memang ingin membuat harem, tapi setelah ya bertemu dengan Saki yang awalnya hanya kasihan sekarang bisa jadi cinta, ya takdir tidak ada yang tau kecuali tuhan bukan.
.
"Whooooo!!" teriak Tanaka saat melihat combo duo Miya yang sangat mudah melepaskan block musuh
"Keren bukan, sebenarnya kita punya kok" ucap Ukai sensei
"Pasti Haruka kan, yah tidak jadi seru" kata Tsukishima
Aku yang mendengar agak terganggu ini.
"Jawabannya adalah Kageyama Hinata woi!" teriak ku
"Ehh!" teriak Hinata dan Kageyama kaget
"Hahaha kalian itu bodoh atau gimana, tentu saja yang ku maksud adalah kalian" ucap Ukai sensei pada mereka berdua
"Lalu bagiannya Haruka?" tanya Raiki
"Ia mendapatkan julukan pemersatu tim, raja lapangan namun dalam hal positif" balas Tsukishima
"Ngajak berantem lu!" ucap Kageyama karena merasa terhina
.
"Sudah fokus saja ke depan" ucap Suga yang masih fokus setelah menoleh pada mereka
"Oke oke" balas Kageyama dan Tsukishima setelah mendapatkan tatapan horor Suga
"Tekada sensei kita akan makan di sini, tolong ambulkan makan siangnya ya" suruh Ukai sensei
"Baik Ukai san, Yachi dan Kiyoko mari bantu sensei" ucap Takeda sensei
"Baik sensei" balas mereka berdua
.
Sebenarnya daripada menonton pemain batangan aku lebih memilih untuk menonton yang mantul mantul, tapi ya sayangnya ada mata mata Saki di sekitar. (Rekan sendiri jadi musuh ku, alias mereka bisa jadi mata mata)
.
Pertandingan keras itu akhirnya usai dengan kemenangan tipis Furokodani dengan poin 34 - 32 di set ke 3.
Sebelumnya di set pertama Furokodani kalah, 23 - 25, selanjutnya set ke dua menang dengan 26 - 24
Kami bertepuk tangan untuk mereka, sebagai tanda hormat.
.
Sampai jam 5 sore akhirnya semua match usai, tinggal 4 tim keras, dua di antara mereka akan maju ke final.
Note : semi final dan final menggunakan aturan 5 set, 25,25,25,25, dan 15.
List of winner
1. Karasuno
2. Furokodani
3. Itachiyama
4. Ichibayasi
Next Karasuno berhadapan dengan Ichibayasi di semi final match ke dua.
Tim voli putri Miyagi, tersingkir saat berhadapan dengan perwakilan dari daerah Tokyo, mereka kalah di 8 besar.
Note : Yang kalah boleh langsung kembali, namun jika menang juara 1-3 harus ikut upacara penutupan tanggal 10 nanti.
.
Jam 4 sore, di penginapan.
Diskusi lagi hingga sebelum mandi sore.
Lawan kami adalah ichibayasi, tim yang kuat dari Prefektur Fokuoka, dengan serangan kombinasi dan spike keras yang jadi andalan.
Jam 5.30
Mandi bersama di onsen lagi.
Pletak!!
Aku menjitak Nishinoya yang mengintip junior ku.
"Jika kamu minder soal ukuran sana pergi ke klinik mak Erot bangke!" teriak ku
"Bisa menambahkan besar?" tanya Tanaka yang ikut tertarik
"Entahlah belum ku coba juga" balas ku
"Kamu tidak akan mencobanya Haruka, jika di coba mau jadi berapa panjangnya!" teriak yang lain
"Ya aku hanya menyarankan, jika oke silakan coba nanti tulis review kalian di grub line kita" balas ku
"Kenapa aku jadi kesal ya?" tanya Nishinoya
"Ya daripada 10 cm, jika meningkat 1 cm kan sudah lumayan" ucap Tanaka
"Oh kamu sekarang berpihak pada Haruka dan melupakan diriku soulmate mu yang menemanimu menembak Konaka!" teriak Nishinoya
"Hey hey, pengakuan cinta jangan di masukkan saat ini" balas Tanaka tak terima
"Baiklah mari bergelud saja!"
"Oh bergelud, di petang hari ini mengajak bergelud? Oke kamu jual Haruka yang main!" teriak Tanaka
"Hey kenapa aku jadi tameng!" balas ku
"Sudah jangan ribut!" ucap Takeda dengan wajah horornya
"Baik sensei kami paham!" balas kami cepat
.
Jam 6, makan malam
Jam 6.30 diskusi lagi, mengingat match besok sangat penting tinggal 1 langkah lagi kami masuk final.
Mimpi dari para senpai kami yang telah lulus duluan ada di tangan kami.
"Baiklah kita gunakan strategi anti serangan, jadi middle block akan ku pasang dua" ucap Ukai sensei
"Aku di cadangkan?" tanya ku
"Kamu jadi punch serv saja, fokus ke servis keras mereka itu tipe read block juga, jadi sensei yakini spike kita kebanyakan di block, jadi fokus saja quick" ucap Ukai sensei
"Coba coba hard spike boleh?" tanya Asahi
"Silakan coba, tapi hanya di set satu saja" balas Ukai sensei
"Oi Hinata kamu baik?" tanya ku karena melihat Hinata yang murung tapi sekarang lebih lesu
"Aku baik kok" balas Hinata
"Baiklah jika ada apa apa jangan di pendam sendiri" ucap ku
"Oke aku paham Haruka kun"
.
Jam 8 malam, selesai diskusi kami punya waktu luang, terserah mau apa yang penting tidak boleh keluar penginapan.
Alhasil kami main poker dengan hukuman bagi yang kalah adalah bedak tabur ke muka.
"Oi yang keluar balok bukan love!" teriak ku karena Tanaka mencoba curang
"Eh masa masa, punya ku sepertinya balok kan ya" kata Tanaka ke teman lainnya
"Hum Humm" mereka mengangguk
"Sial aku di curangi" teriak ku
"Eh masa masa, sepertinya tidak kok" ucap Nishinoya yang sekongkol dengan yang lain
Note : kemarin aku tidak pernah kalah saat bermain uno, sedangkan yang lain sudah putih mukanya, sepertinya mereka ingin balas dendam.
5 menit kemudian, muka ku yang jadi putih sendirian.
"Im done!" ucap ku lalu pergi
"Ara ara sepertinya Haruka sudah mengakui kekalahannya" ucap Suga
"Terserah ah, mau masuk kamar dulu" balas ku
.
Di kamar ku temui Hinata yang sudah berbaring tidur.
"Ara sudah duluan rupanya" ucap ku lalu ikut naik ke kasur
.
Ku vidcall Saki.
Vidcall terhubung, ku lihat Saki yang sedang tiduran bersama ibu dan Rin chan.
"Oh sekarang baru ingat istri setelah dari jam 00.01 hingga sekarang baru vidcall" ucap Saki dengan sedikit judes
"Baiklah akan ku matikan sekarang" ucap ku
"Hey anda, anda anda!" teriak Saki
"Awas saja jika berani mematikannya!" ucap Saki lagi
"Ya kamu judes begitu, kan aku mau refreshing"
"Aku sebagai bahan pelampiasan?" tanya Saki
"Tidaklah, masa istri jadi pelampiasan, aneh aneh saja" balas ku
"Oh baik baik, hey Haruka kun"
"Apa?"
"Tidak apa, aku hanya ingin memanggil nama mu"
"Hmmm bagaimana perkembangan perataan tanah?" tanya ku agar punya bahan pembicaraan
"Lancar sudah 2 % mungkin yang rata" balas Saki
Note : perataan tidak harus 100% harus di lakukan sekali jalan, mungkin 15% atau pun lebih, pembangunan bisa di laksanakan, jadi pembangunan dan perataan lahan yang sisa bisa di laksanakan bersamaan.
Kami mengobrol bersama, hingga tak sengaja tangan ku menyentuh kepalanya Hinata yang hangat.
"Saki tunggu sebentar akan ku matikan dulu, sepertinya orang di samping ku sedang demam" ucap ku pada Saki dengan santainya
"Hinata demam?" tanya Saki
"Yes sepertinya begitu, sudah dulu nanti akan ku telepon lagi jika masih ada waktu"
"Ya oke oke" balas Saki.
.
Ku bangunkan Hinata yang sedang mimpi buruk kurasa dengan keringat dingin di dahinya.
Aku keluar untuk bertemu dengan Ukai dan Takeda sensei.
"Ada apa Haruka ku? Jika harus mengizinkan mu keluar lupakan saja" kata Takeda sensei
"Bukan bukan, tapi di kamar Hinata seperti terkena demam musim panas" ucap ku
Kedua sensei segera pergi ke kamar ku, Hinata di tanya dulu keadaannya, apa perlu di bawa ke rumah sakit atau tidak.
Next...