Dika sengaja berjalan kaki untuk mencari pekerjaan dan di tengah teriknya matahari. Peluh pun mulai mengucur dengan deras. Sambil membawa sebuah amplop berwarna kecokelatan yang isinya adalah surat lamaran pekerjaan, ia terus berusaha semaksimal mungkin.
Sekarang yang ada dalam pikiran Dika hanyalah Rani. Ia ingin membuat hidup Rani lebih sejahtera dan bahagia. Ia tak mau bergantung dengan harta kekayaan sang Ayah.
"Pokoknya demi Ibu, aku harus kuat!"
Dika terus menyusuri jalan untuk melihat lowongan pekerjaan. Ada beberapa lowongan yang tertempel di papan pengumuman, tapi setelah ditanya alhasil sudah penuh. Dika yang awalnya semangat, malah tambah drop saja.
Sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan, Dika terus berjalan untuk mencari pekerjaan. Langkahnya tak akan berhenti begitu saja.
***
"Loh, itu kan anaknya si Arif. Tumben banget dia jalan kaki."