Raj tidak jadi meneruskan ucapannya. Dia benar-benar tidak mau khilaf dalam berucap dan pastinya itu semua akan semakin menyakiti hati Ravia. Raj sadar diri akan hal itu. Untungnya dia masih bisa mengontrol emosinya dan bergegas pergi begitu saja. Dia sudah malas berdebat dengan adiknya itu.
Ravia yang melihat Raj pergi begitu saja hatinya semakin memanas, menjerit dan berteriak dengan frustasi memanggil namanya. Meminta pertanggungjawaban karena ditinggalkan olehnya. "Kaaaaak, Kakaaaak tunggu akuuu! Kakaaaak teganya kamu kepadaku gara-gara Yelin sialan ituuuu!"
Raj yang mendengar Ravia menghina Yelin seperti itu, langkahnya terhenti dan kedua tangannya sudah mengepal. Giginya bahkan sudah digemerutukkan karena kekesalannya. Tapi dia tak mau meladeni Ravia lagi, jadi Raj mulai mengatur pernafasannya supaya sakit hatinya segera reda. Ia pun langsung melangkahkan kaki kembali, usai berhasil meredakan emosinya. Benar-benar tak perduli lagi dengan Ravia yang masih terus mengejarnya.