Waktu berjalan begitu cepat, semua persiapan pernikahan untuk Camelia dan dokter Chen pun sudah selesai dan siap dilaksanakan di depan mata. Semua undangan juga telah disebar sehingga tidak ada lagi yang bisa mereka batalkan kecuali menjalani semuanya mengikuti alur.
Camelia berdiri di depan cermin besar dengan gaun mewah yang dia kenakan, belum lagi dengan atribut lainnya yang membuat gadis ini terlihat semakin cantik untuk dipandang. Riasan make-up tipis namun elegan menambah kesan seperti seorang putri kerjaan yang siap untuk menyambut pangeran tampan berkuda nya, namun entah mengapa semua kemewahan dan keindahan ini masih belum bisa membuat Camelia untuk tersenyum bahagia.
"Kenapa kau murung seperti itu sayang?"
Bu Wina, wanita paruh baya yang sejak dulu Camelia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri ikut hadir menggantikan Kania yang keberadaannya entah dimana. Beliau juga membantu pengantin cantik ini untuk menjaga putri kecilnya ketika acara sedang berlangsung nanti.