Bab 142: MUSISI YANG HANDLE

"Apakah kamu menghabiskan malam?"

Dia memiringkan kepalanya. "Apakah itu keren?"

Aku tersenyum, mengangguk pelan. "Ya, itu keren."

Kami mandi, lalu jatuh ke tempat tidur. Begitu kepalaku membentur bantal dan Tegar melingkarkan lengannya di pinggangku, aku keluar.

Derry

"Pagi." Sedikit humor dalam suara berat Tegar membuatku tersenyum.

Aku mendengus, menggosok kantuk dari mataku sebelum berbalik menghadapnya. "kamu disini."

"Ya. Kamu tidak berpikir aku akan menyelinap keluar, bukan? " Dia meletakkan tangan eksklusif di pinggulku. Ketika aku tidak segera menjawab, dia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau. Lagipula, tempat tidurmu lebih nyaman daripada tempat tidurku."

Aku mencibir. "Aku tahu. Jam berapa?"

"Sebelas."

"Persetan. Itu terlambat."

"Kami sampai jam empat…atau lebih lambat. Seperti anak laki-laki rock and roll sejati. " Tegar memijat pipi pantat kiriku, menelusuri celah jariku.