Arseno berdiam diri, memikirkan semua ucapan Jingga. Hati Arseno tentunya tidak mengizinkan Jingga untuk ikut acara baksos tersebut, namun tidak ada pilihan lain. Melihat wajah Jingga yang bersedih dan kecewa membuat Arseno tidak tahan melihatnya.
"Aku mengizinkan, tapi pastinya semua itu tidak gratis. Ada syaratnya."
Jingga megerutkan dahinya mendengar ucapan Arseno.
"Syarat? Kenapa pakai syarat?"
"Kalau keberatan, tidak usa pergi!"
Jingga terdiam seolah medapat kecaman dari suaminya. Ingin menolak, namun rasanya tidak mungkin karena dihadapannya adalah suaminya sendiri.
"Apa syaratnya?" tanya Jingga.
"Aku tidak ingin kau kelelahan, sayang. Kau tidak boleh terlalu berlebihan disana. Apalagi, mengangkat beban berat seperti mengangkat buku, baju dan lain halnya. Aku harap kau bisa memahaminya dan mengikuti syarat yang aku ucapkan jika nekat tetap ingin pergi!"