"Aku sahabatmu, selayaknya seorang sahabat yang menjaga sahabatnya sendiri," ucap Jingga.
"Kau belebihan. Dia hanya ingin mengganti gaunku. Bukan untuk membahas tentang perasaan!"
Jingga terdiam mendengar ucapan Adisty.
'Iya juga, Adisty kan hanya membahas gaun. Kenapa pula aku berlebihan seperti ini?' batin Jingga.
"Jingga, kau tau aku bukan? Aku tidak mudah jatuh cinta kepada orang lain. Lagipula, Tuan Ayden itu sangat kaya raya bukan? CEO di perusahaan ternama, aku rasa tidak mungkin aku menaruh hati pada seseorang yang sulit aku jangkau."
Jingga masih dalam diamnya, seolah mengiyakan ucapan Adisty yang memang ada benarnya.
"Baiklah, aku harap kau lebih berhati-hati lagi walaupun hanya masalah gaun," ujar Jingga.
"Iya tenanglah, aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Bagus. Oh iya, untuk malam ini aku tidur dengan Tuan Arseno. Apa tidak apa-apa?"
"Tentu tidak apa-apa. Kau istrinya, aku tidak punya hak melarangnya Jingga."
"Aku harap kamu tidak marah."